DI Brasil, musik berada di urutan ketiga dalam perbincangan. "Nomor satu sepak bola dengan tokohnya Pele, nomor dua wanita Brasil, setelah itu baru musik." Ini kata Tania Maria, pemusik jazz yang usianya di atas empat puluhan tahun. Penyanyi Brasil ini meninggalkan negerinya, dan menetap di New York. Mengapa memilih jazz? "Supaya memiliki kebebasan untuk mengekspresikan diri," kata ibu tiga anak ini. Kamis dan Jumat pekan lalu, penyanyi berambut kribo itu manggung di Hotel Borobudur, Jakarta, dengan mengenakan wig warna biru metalik, terjurai hingga batas bahunya. Tepuk tangan penonton pun riuh di akhir setiap lagu yang dibawakannya. Soalnya, lagu-lagu yang dlbawakan Tania sudah kondang di sini, seperti Come With Me, Made in New York, dan Don't Go. Lagu Tania itu sudah lama dibajak perusahaan kaset di Indonesia. Tentang ini, Tania berkomentar, "Apa yang bisa saya perbuat?" Ia lantas menyebutkan, sama sekali tak mendapat apa-apa dari kaset bajakan itu. Manajer Tania, Eric Kressman, menambahkan, "Tidak hanya di Indonesia, di negeri lain praktek membajak lagu juga dilakukan" Baik Tania maupun manajernya tak menyebutkan jumlah honor dari lawatannya yang pertama di Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini