Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Blusukan demi Satwa

Manohara Odelia kini banyak terlibat dalam kegiatan penyelamatan satwa. Ia pernah ikut dalam misi penyelamatan kasuari, siamang, dan lumba-lumba, hingga pelepasliaran monyet bekas topeng monyet.

25 Juli 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Manohara Odelia/Dok. JAAN

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

LAMA tak muncul di layar kaca, model dan artis peran Manohara Odelia memiliki kesibukan baru. Ia aktif dalam kegiatan penyelamatan satwa dan menjadi relawan Jakarta Animal Aid Network (JAAN) dua tahun terakhir. "Saya sejak kecil senang dengan hewan," kata Manohara, 28 tahun, saat dihubungi, Rabu, 22 Juli lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Persinggungan Manohara dengan JAAN tak lepas dari peran kawannya, Ted van der Hulst, fotografer asal Belanda. Van der Hulst pernah memotret Dennis, orang utan Sumatera yang diselamatkannya bersama JAAN dari pembakaran hutan pada 2016. Lewat karyanya, dia menggalang dana untuk menolong Dennis dan orang utan lain.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dua tahun kemudian, Manohara berkesempatan berbincang dengan Van der Hulst mengenai kepeduliannya terhadap satwa. Atas saran si fotografer, ia menjadi relawan JAAN pada 20 Juli 2018. "Kegiatan pertama saya dikirim ke Pusat Penyelamatan Satwa Tegal Alur. Saya bertemu dengan Otan, bayi orang utan yang mau direlokasi ke pusat primata di Medan," ujar Manohara. Otan adalah korban perdagangan satwa ilegal.

Sejak itu, Manohara terlibat dalam berbagai kegiatan JAAN. Ia pernah dua kali ikut memulangkan kasuari selundupan ke Papua, menyelamatkan lumba-lumba korban eksploitasi di Bali, merelokasi siamang, hingga melepasliarkan monyet-monyet ekor panjang bekas topeng monyet. "Pelepasliaran eks topeng monyet terasa emosional bagi saya karena mereka akhirnya kembali bebas menjadi hewan liar," tuturnya.

Manohara, yang sejak 2013 menjadi vegan karena peduli terhadap pelestarian hewan, pernah melabrak atraksi sirkus keliling lumba-lumba di Medan tahun lalu. Ia dan pencinta satwa lain pun mengedukasi para penonton. Aksi mereka berbuah manis. Sejak Februari lalu, pemerintah melarang atraksi sirkus lumba-lumba keliling.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Mahardika Satria Hadi

Mahardika Satria Hadi

Menjadi wartawan Tempo sejak 2010. Kini redaktur untuk rubrik wawancara dan pokok tokoh di majalah Tempo. Sebelumnya, redaktur di Desk Internasional dan pernah meliput pertempuran antara tentara Filipina dan militan pro-ISIS di Marawi, Mindanao. Lulusan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus