Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suasana santai ini tak hanya terbangun karena kepiawaian mantan Sekretaris Jenderal PNI yang sudah terjun dalam bidang politik sejak lebih dari 40 tahun lalu itu, tapi juga karena persiapan yang dilakukan ayah seniman Ratna Riantiarno itu sebelum sidang dimulai. Madjid, yang sudah tahu bakal menjadi pemimpin sementara DPR, merasa perlu membaca seluruh peraturan tata tertib. Ia juga tak malu menanyakan pelbagai hal kepada sekretariat DPR.
Yang mengagumkan, hingga pukul 02.30 dini hari itu, kakek 25 cucu yang sudah berumur 82 tahun ini masih tampak segar. Ia membaca seluruh naskah dengan lancar. Padahal, dua hari sebelum sidang dimulai, katarak di matanya membuat Madjid tak mampu membaca sebaris kalimat pun, bahkan dengan bantuan kaca pembesar.
Perburuan dokter mata pun dimulai. Para dokter angkat tangan karena biasanya proses penyembuhan operasi katarak perlu waktu seminggu. Untunglah, malam itu Dokter Cahyono dari Jakarta Eye Center menyatakan kesanggupannya. Operasi penyelamatan mata pemimpin sementara DPR ini berjalan tegang. "Tempat operasi itu sudah tutup, tapi disuruh dibuka lagi khusus untuk satu orang ini," cerita Madjid. Persiapan operasi dilakukan oleh perawat yang dipandu lewat telepon oleh sang Dokter yang masih dalam perjalanan. Lensa mata kanan Madjid dihancurkan dan diganti dengan lensa buatan. Operasi kurang dari satu jam itu menyelamatkan sidang paripurna DPR.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo