Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Mata

Abdul Madjid

17 Oktober 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BANYAK orang memuji penampilannya. Lelaki tua berkopiah, berjas hitam, dengan hem merah dan tongkat itu tenang menanggapi banyaknya interupsi dalam sidang paripurna saat memilih pemimpin Dewan Perwakilan Rakyat, Rabu pekan lalu. Interupsi itu dijawabnya dengan mengutip peraturan tata tertib. Bila si penginterupsi masih ngotot, masalah itu diarahkannya agar ditanggapi peserta. Setelah satu persoalan terselesaikan, ia menantang, apakah masih ada interupsi lain. "Saya tidak takut pada interupsi," kata Abdul Madjid, pemimpin sementara DPR, yang humor dan kata-kata puitisnya meneduhkan suasana sidang.

Suasana santai ini tak hanya terbangun karena kepiawaian mantan Sekretaris Jenderal PNI yang sudah terjun dalam bidang politik sejak lebih dari 40 tahun lalu itu, tapi juga karena persiapan yang dilakukan ayah seniman Ratna Riantiarno itu sebelum sidang dimulai. Madjid, yang sudah tahu bakal menjadi pemimpin sementara DPR, merasa perlu membaca seluruh peraturan tata tertib. Ia juga tak malu menanyakan pelbagai hal kepada sekretariat DPR.

Yang mengagumkan, hingga pukul 02.30 dini hari itu, kakek 25 cucu yang sudah berumur 82 tahun ini masih tampak segar. Ia membaca seluruh naskah dengan lancar. Padahal, dua hari sebelum sidang dimulai, katarak di matanya membuat Madjid tak mampu membaca sebaris kalimat pun, bahkan dengan bantuan kaca pembesar.

Perburuan dokter mata pun dimulai. Para dokter angkat tangan karena biasanya proses penyembuhan operasi katarak perlu waktu seminggu. Untunglah, malam itu Dokter Cahyono dari Jakarta Eye Center menyatakan kesanggupannya. Operasi penyelamatan mata pemimpin sementara DPR ini berjalan tegang. "Tempat operasi itu sudah tutup, tapi disuruh dibuka lagi khusus untuk satu orang ini," cerita Madjid. Persiapan operasi dilakukan oleh perawat yang dipandu lewat telepon oleh sang Dokter yang masih dalam perjalanan. Lensa mata kanan Madjid dihancurkan dan diganti dengan lensa buatan. Operasi kurang dari satu jam itu menyelamatkan sidang paripurna DPR.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus