Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
IMA Matul Maisaroh menjadi wanita pertama asal Indonesia yang tampil berpidato dalam Konvensi Partai Demokrat Amerika Serikat di Stadion Utama Wells Fargo, Philadelphia, Selasa pekan lalu. Wanita 33 tahun ini berpidato kurang dari tiga menit mengenai perbudakan dan perdagangan manusia.
Berbalut blazer biru, perempuan asal Gondanglegi, Malang, Jawa Timur, itu memaparkan pandangannya tentang perdagangan manusia. Ia menyampaikan pengalamannya ketika menjadi korban perdagangan manusia saat berusia 17 tahun. "Perdagangan manusia tak hanya terjadi di luar negeri, tapi juga di negeri sendiri. Setiap hari saya mendengar kisah seperti pengalaman saya," ujarnya Rabu pekan lalu.
Ima hadir dalam konvensi tersebut untuk mendukung calon presiden dari Partai Demokrat, Hillary Rodham Clinton. Menurut dia, Clinton punya kepedulian yang tinggi terhadap isu penjualan dan perbudakan manusia.
Ima bisa tampil menjadi salah satu undangan di panggung konvensi karena aktif menyuarakan isu perdagangan manusia. Juga karena perannya sebagai koordinator korban perbudakan dan perdagangan manusia di Coalition to Abolish Slavery & Trafficking, yayasan nirlaba yang telah menolongnya melarikan diri dari majikan yang kerap menyiksanya selama di Los Angeles.
Bersama Shandra Woworuntu—salah satu perempuan Indonesia yang juga menjadi korban perdagangan manusia—Ima mendirikan yayasan Mentari Survival Empowerment untuk melindungi korban perdagangan manusia, termasuk tenaga kerja Indonesia. "Saya ingin bisa mengedukasi mereka agar tak terjerumus ke lubang yang sama," katanya kepada wartawan di Penn Center House, Philadelphia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo