PAGI itu promovendus mengenakan kebaya hijau pupus. Isteri
Menteri Pertambangan, Nyonya Saparinah Sadli mempertahankan
thesisnya yang berjudul Persepsi Sosial Mengenai Tingkah
Laku Menyimpang di depan Senat Gurubesar Universitas
Indonesia. Sedangkan sang suami, Prof. Dr. Sadli. duduk di
pojok di barisan kursi paling depan, dekat pintu. Dengan tekun
Sadli menyimak setiap tanya jawab antara para Gurubesar dan
promovendus. Di tangannya, ada kamera Nikormat. Beberapa kali
Sadli mengabadikan peristiwa bersejarah isterinya itu. Tak lupa
pula. Menteri Riset Prof. Dr. Soemitro yang bertopang dagu
penuh konsentrasi, jadi sasaran kamera Sadli.
Saparinah Sadli berhasil mempertahankan tesisnya dengan predikat
sangat memuaskan. Setelah itu, masuk promovendus kedua,
Sudirgo Wibowo, dengan judul thesisnya Test Kemampuan
Diverensial sebagai Test Untuk Seleksi Calon
Mahasiswa. Waktu itu Saparinah Sadli bergiliran -- duduk di
luar aula. Selang beberapa menit, Prof.Sadli juga keluar
mengikuti isterinya. Kamera yang baru dibelinya 2 tahun itu
(dengan lensa Telezoom dan nama si pemilik), untuk kesekian kali
dibidikkan ke isterinya lagi. Beberapa teman sejawatnya minta
agar sepasang suami isteri ini harus diabadikan. "Ah, malu ah",
jawab Sadli. Dia didesak lagi, akhirnya kamera itu berpindah
tangan. Sadli mengapit tangan isterinya. Selesai, dan Sadli pun
masuk kembali ke aula. Dia kini tidak duduk di depan, tapi di
belakang. Hadir pada acara promosi tersebut antara lain Menteri
Riset Prof. Soemitro, Menteri Perhubungan Dr. Emil alim,
Penasehat Ahli Teknis di bidang Sosial Budaya Dr. Sudjatmoko,
Haji Rosihan Anwar, yang pada acara itu selalu berduaan dengan
Sudjatmoko. Juga nyonya Ali Sadikin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini