SATU alinea, dalam koran tabloid mingguan National Enquirer,
Selasa 2 Maret 1976, bakal memberikan uang US$ 1,6 juta kepada
Carol Burnett -- bila ia tidak dituntut oleh permintaan banding
dalam waktu dekat. Alinea berisi 65 kata itu selengkapnya
berbunyi begini:
Hitung-hitung, setiap kata dalam alinea itu berharga $
24.615,38. Sementara di pengadilan, E.D. Bronson, pengacara
bintang komedi Carol, mencincang-cincang alinea tersebut dan
menyatakan: hanya bagian At a Wshington restaurnt yang benar.
Lainnya dikatakan sebagai omong kosong.
National Enquirer memang bermaksud menceritakan acara makan
malam di restoran Rive Gauche, Washington, 26 Januari tahun itu.
Brian Walker, penulisnya, mungkin tidak mengira gosip yang
ditiupkannya akan berlarut-larut sampai ke pengadilan 5 tahun
kemudian.
"Sesudah membaca artikel itu saya marah. Ya, marah sekali.
Kemudian. saya menenangkan diri . . . Kemudian saya telepon
pengacara saya . . . Saya katakan saya akan menuntut. Ya, saya
menuntut," cerita Carol Burnett dengan kalimat terhenti-henti.
Tanggal 8 April 1976 berkas perkaranya masuk pengadilan. Dalam
tuntutannya, Carol minta ganti rugi US$ 5 juta untuk
"penderitaan lahir batin" yang dirasakannya, ditambah US$ 5 juta
lagi "sebagai hukuman" dan US$ 250 "ongkos administrasi
pengacara".
Tuntutan lebih Rp 6¬ milyar itu bahkan dianggapnya masih terlalu
kecil. "Sebab tulisan itu akan ada terus sampai saya mati,"
alasannya. "Dan orang akan membayangkan saya seorang pemabuk."
Burnett memang sangat mengkhawatirkan hal ini, mengingat kedua
orang tuanya dahulu meninggal akibat alkohol.
National Enquirer, beroplah 5 juta eksemplar, kemudian meralat
dan minta maaf 13 April 1976. Brian (Mike) Walker dipecat
--mengingat National Enquirer bisa dianggap majalah yang tidak
dikejar-kejar deadline dan cukup punya waktu buat mengecek
kebenaran berita.
Konon editor itu sebetulnya sudah diingatkan juga oleh Gregory
Lyon, reporternya. Menurut Gregory, yang sekarang bekerja
sebagai reporter televisi di San Francisco, ia memang tidak
dapat memastikan kebenaran cerita itu. Gregory hanya bisa
membuktikan bahwa pada malam tersebut baik Burnett maupun Henry
Kissinger berada di Rive Gauche, restoran terpandang di
Washington. Keduanya berjumpa, dan beberapa makanan pencuci
mulut (dessert) diedarkan.
William Masterson, pengacara National Enquirer sendiri, malah
mengkritik pernyataan maaf yang hanya memperkuat kesalahan koran
gosip tersebut. Sementara itu baik pengacara Burnett maupun
sebagian juri berkata, "Tentunya Enquirer tahu tulisan itu
salah. Kenapa dimuat juga?"
Bukan berarti Masterson tidak berjuang membela Enqairer.
Pengacara ini bahkan memakai Amandemen Nomor 1 sebagai senjata.
Tambahan Undang-Undang Dasar AS itu berbunyi: Freedom of
Religion, speech, the press, and assemly.
Kebiasaan menuntut denda nampak sudah melembaga di California.
Namun bukan berarti peradilan berjalan lancar. Kasus Burnett
yang berlarut-larut hingga 5 tahun ini malah bisa jadi contoh.
"Ini membuktikan tidak berjalannya sistem, bahkan untuk
persoalan sesederhana itu sekalipun," kritik televisi NBC. Sebab
sebenarnya waktu ini ada lebih enam penuntut Enquirer lainnya
yang masih menunggu. Bintang film Shirley Jones dan Marty
Ingels, suaminya, sudah menghabiskan 50 ribu dollar dan menanti
1« tahun untuk gugatan mereka. "Tetapi kami yakin, lima setengah
tahun lagi baru berhasil," kata Shirley, yang merasa ditulis
sebagai orang gila.
ENQUIRER memang tersohor gosipnya. Bintang lain, Rory Calhoun,
yang juga menuntut, konon digossipkan mengidap kanker. Karena
itu kalangan mahasiswa dan reporter muda tidak banyak yang
bersimpati kepada mingguan ini. Umumnya malah menyukurkan.
"Koran brengsek harus diberi pelajaran," kata mereka rata-rata.
Tetapi ibu-ibu, yang merupakan mayoritas pembacanya, berkata,
"Kebenaran berita tidak penting bagi kami. Yang penting enak
dibaca." Pemimpin redaksinya sendiri, lain Calder, nampak tak
gentar menghadapi keputusan pengadilan itu. Ia menolak bicara
dengan reporter. "Pekerjaan kami adalah mengusahakan artikel
yang menarik, informatif dan akurat untuk pembaca. Dan kami akan
terus melanjutkannya," katanya.
Menunggu selama lima tahun, Burnett memang mendapat publikasi
besar-besaran. Tak kurang dari Henry Kissinger sendiri yang
menyatakan kepada pers bahwa perjumpaannya dengan Burnett malam
tersebut berlangsung secara manis. Gubernur California Edmund G.
Brown Jr. dlkabarkan menelepon dan mengharap Burnett sukses
dalam pengadilan. Terutama kalangan televisi nampak
melebih-lebihkan peristiwa ini. Pelawak Johnny Carson bahkan
terus terang melibatkan pengadilan tersebut dalam acara nasional
'Tontonan Malam Ini.'
California termasuk salah satu dari 28 negara bagian di AS yang
mengizinkan masuknya kamera ke ruang sidang. Dalam kasus
pengadilan sipil lain, tak banyak kamera yang datang. Tetapi
kasus Carol Burnett melawan Enquirer benar-benar telah
dimanfaatkan -- mungkin karena yang maju bintang terkenal.
Terutama pada televisi NBC, berita ini bahkan terasa lebih
menonjol daripada gentingnya suasana di Polandia. Selama lebih
satu jam siaran tv nasional ini menyajikan seluk-beluk kerja
Enquirer yang acakacakan dan berbagai reaksi atas kemenangan
Burnett.
Sebaliknya kalangan koran, tak banyak yang membesar-besarkan
peristiwa ini. Los Angeles Times bahkan hanya menulis pendek
untuk melengkapi sebuah foto Burnett yang besar. Meskipun Herald
Exominer antara lain juga menekankan bahwa kemenangan Burnett
mendorong para bintang lain untuk menuntut.
Oleh orang Enquirer, peristiwa ini ditanggapi secara kompak.
Mereka tidak mau menjawab wawancara televisi. Seorang
wartawannya bahkan berusaha menutup lensa kamera tv NBC yang
mencoba membuka tanyajawab dengan dia. Seorang wartawan senior
lain dihadang dan ditanya, apakah Enquirer akan menjadi lebih
hati hati setelah kasus ini. Dari jendela mobilnya, wartawan tua
tersebut mengeluarkan wajahnya yang keheranan. "Hati-hati? Saya
tidak mengerti maksud anda. Saya pikir andalah yang seharusnya
lebih hati-hati!" teriaknya setengah memaki.
Ini memang peristiwa yang bisa menggetarkan bulu kuduk kalangan
pers. Joe Hamilton, suami Burnett yang menemani istrinya pada
hari keputusan pengadilan tersebut, berkata: "Saya yakin ini
bisa menjadi peringatan bagi pers yang suka sensasi. Tapi sama
sekali tidak menakutkan pers yang baik." Benarkah?
Ternyata tidak. "Ini akan memberi akibat yang mencemaskan bagi
semua koran, majalah dan pemancar berita," komentar James
Goodale dari New York Times. Jim Manus, penyiar senior telcvisi
CBS, bahkan mengatakannya suatu hal yang membahayakan. Rupanya
hal ini telah membuat kemerdckaan pers di Amerika menjadi
pertanyaan. Sebab, meski sering terjadi kasus menuntut pers,
sukses seperti yang diperoleh Burnett sebenarnya termasuk
jarang: bagi Enquirer sendiri baru sekali ini dalam umurnya yang
28 tahun.
Selain menggunakan dalih Amandemen Pertama, pengacara Enquirer
pun telah memakai 'hak rakyat untuk tahu' dalam usahanya membela
kliennya. Sayang alasan ini terpatahkan oleh pengacara Burnett
--yang bertanya tentang apakah yang ingin diketahui oleh rakyat.
Tentunya rakyat ingin tahu hal yang benar. Ataukah hal yang
semata-mata bohong besar? tanyanya. Untuk itu Burnett sendiri
bahkan mengaku telah mengikuti kursus jurnalistik ke University
of California Los Angeles (UCLA).
Tahun 1955, pernah juga terjadi hal demikian atas majalah
Confidential. la dituntut Robert Mitchum dan Heiress Doris Duke.
Akibatnya memang fatal. Majalah beroplah 4,1 juta eksemplar itu
menyusut jadi 300.000 saja - bahkan akhirnya gulung-tikar tahun
1969. Kejadian seperti ini bisa juga menimpa Enquirer: sejumlah
ahli sudah menduga majalah ini tidak punya asuransi untuk
menghadapi tuntutan libel seperti ini.
Meski sejak semula Burnett menuntut ganti rugi 10 juta dollar,
E.D. Bronson, pengacaranya, masih menyatakan paling tidak 1,5
juta dollar harus dituntut dari Enquirer. Menurut dia, majalah
tersebut punya kecenderungan mendakwa para bintang sebagai gemar
mabuk-mabukan. Sebagai contoh ia kemukakan judul cerita sampul
Enquirer 2 Maret 1976 itu: Hari-hari Bing Crosby di atas Botol.
Demikian pula dalam edisi minta maaf 13 April 1976: Dunia
Eksklusif Joan Kennedy: Bertahun-tahun bersama alkohol.
Sebelas orang juri yang memutus perkara itu, bukan tidak mungkin
ikut terpengaruh hiruk-pikuk pemberitaan. Ini terlihat dari
kabar bahwa mereka lebih banyak berdebat mengenai jumlah denda
daripada kenyataan siapa yang salah -- seakan kesalahan sudah
jelas pada si majalah. Eloise Williams, salah seorang juri,
mengakui pembicaraan mengenai keputusan hanya makan waktu 6 jam.
Sisanya, selama hari kedua, habis untuk merundingkan besarnya
denda. Dan ini berpangkal pada usul juri lain -- Valerie Terrell
-- agar besarnya denda berkisar antara US$ 250.000 hingga US$ 2
juta.
Keterangan dari bendahara Enquirer menyatakan: besarnya
keuntungan tabloid itu sekitar 1« juta dollar setahun. Berdasar
ini lalu diputuskan untuk menghukum Enquirer dengan denda 1,3
juta dollar ditambah ganti rugi "kerusakan mental" yang diderita
Burnett sebesar US$ 300.000. Bagi Burnett sendiri, dikatakan,
yang pentin adalah prinsipnya. "Diberi satu dollar dan uang
bensin saja sebenarnya saya sudah puas. Yang penting saya
benar," katanya. Sebelum itu ia berkata: "Rasanya seperti saya
mengandung lima tahun dan bayi itu cantik sekali!" ketika
ditanya bagaimana perasaannya.
Menurut Masterson, sebenarnya tidak ada bukli bahwa Burnett
menderita tekanan batin akibat tulisan itu. Dalam sidang Burnett
memang menyatakan, ia terpukul dan menangis akibat Enquirer.
Tapi nyatanya, menurut Masterson, dalam tempo hanya sepuluh hari
kemudian Burnett berhasil menyelesaikan program spesial buat
televisi berjudul Sills and Burnett at the Met. Konon sangat
lucu, dan merupakan mahakarya baginya. Mana ada orang yang
menderita tekanan batin bisa membanyol demikian bagus?
Maklum saja
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini