Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Menerima penghargaan

Ilen suryanegara, 58 th, mendapat anugerah bintang "officier de l'ordre national de la legion d'honneur" dari pemerintah prancis, disampaikan oleh dubes prancis untuk indonesia, jean soulier. (pt)

16 April 1983 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUATU lagi orang Indonesia dapat bintang dari pemerintah Prancis, yaitu Ilen Suryanegara, 58 tahun. Wakil gubernur Lembaga Pertahanan Nasional (Lemhannas) itu dinilai berjasa membangun hubungan baik Indonesia - Prancis, dan langsung diputuskan Presiden Mitterrand layak diberi bintang Offficier de l'Ordre National de la Legion d'Honnelr. Anugerah itu disampaikan Dubes Prancis untuk Indonesia, Jean Soulier, dalam satu resepsi di kediamannya di Jakarta pekan lalu. Riwayatnya lumayan panjang. Ketika masih mahasiswa di Bandung, setelah Indonesia merdeka Ilen langsung bergabung dengan dinas penerangan luar negeri bagian bahasa Prancis. Kemudian lebih sepuluh tahun sejak 1950 ia bertugas sebagai diplomat di Prancis, dan sebelum memangku jabatan Wagub Lemhannas 1981, Ilen adalah Dubes RI untuk Tunisia -- negeri yang juga mengenal bahasa Prancis, karena bekas jajahan. Fasih pula 4 bahasa lain, Jepang, Inggris, Jerman dan Belanda - ia juga kutu buku, tak heran bila ia memiliki wawasan kebudayaan yang luas. Ia antara lain ikut merintis untuk membuka jurusan bahasa Prancis di FS-UI. Juga mendorong terlibatnya ahli Prancis dalam membangun bendungan Jatiluhur. "Saya mulai belajar bahasa Prancis, karena kagum pada Andre Malraux," Ilen bercerita. Menurut ayah tiga anak dan kakek satu cucu ini, buah pikiran filsuf Prancis itu terbilang jitu mengenai kebudayaan. "Kebudayaan adalah jawaban yang memberi seseorang keagungan dan membuatnya menjadi seorang manusia," ujarnya seperti berdeklamasi di tengah alunan piringan hitam Georges Moustaki Ma Solitude di rumahnya, Jalan Teuku Umar, Jakarta. Lebih dari separuh usianya bergaul dengan Prancis - sampai keju pun sudah dirasa bagai terasi saja, Ilen menyebut orang Prancis itu: "Ibarat orang berhati kiri tapi berkantung kanan." Maksudnya, punya pikiran sosialistis, tapi uga sangat kaya dan elite. Tapi lebih dari itu ia merasa banyak menimba filsafat kebebasan dari perjuangan bangsa Prancis. Dan ketika menyambut bintang penghargaan itu Ilen mengutip puisi seorang penyair Prancis, Paul Eluard: Di atas kepala/Di atas pasir/Di atas salju/Kutulis namamu/Kebebasan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus