JANGAN kaget. Nama gubernur Sumatera Utara, Kaharuddin Nasution, belakangan ini tak muncul di koran-koran Medan, khususnya di koran Waspada. Kalau kegiatannya termasuk penting untuk diberitakan, misalnya sewaktu mendampingi Pangab Benny Moerdani menandatangani perjanjian lintas batas dengan Wakil PM Malaysia, jabatan gubernur Sumatera Utara memang disebut, tapi tanpa namanya. Kegiatan lam, "Kami saring, mana yang perlu saja," kata Teruna Jasa Said, wapemred Waspada. Awal "keretakan" itu dimulai April lalu, ketika wartawan Medan diundang oleh DLLAJR Medan untuk meliput rapat kerja. Ternyata, Kaharuddin Nasution lewat ajudannya minta wartawan meninggalkan tempat upacara. Pada mulanya, wartawan bertahan, karena merasa diundang oleh DLLAJR, bukan oleh Gubernur. Tetapi Humas Gubernur menyeret wartawan ke luar dari ruangan. Sejak itulah pembentaan keglatan Gubernur dibatasi dan namanya tidak disebut-sebut. Sampai kapan? "Saya belum tahu. Saya pikir, sampai ada janji Kaharuddin memperlunak sikapnya terhadap wartawan. Jangan main usir," kata Teruna. Kaharuddin Nasution enteng saja menanggapi "Tak apa-apa. Saya tidak akan marah," katanya pekan lalu. Kemudian ia menyambung, "Tapi sulit juga, ya? Karena saya tidak marah, orang lain jadi semakin marah."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini