"SAYA sejak dulu sudah bilang sama Mas Jalal. Mbok ya badannya
itu diurusi. Itu bukan gemuk biasa . . . ," tutur Titiek Puspa,
yang pernah main bersama Ayub Jalal dalam film Inem Pelayan
Seksi.
Jalal sendiri bukan tak tahu. Setidak-tidaknya, ia pernah
berusaha mengurangi berat badannya yang 140 kg dengan tak makan
nasi selama 2 bulan, Mei-Juni lalu. Tapi ia tak tahan. Tubuhnya
lemas, dan "otak tidak bisa kerja di waktu pentas," katanya
waktu itu. Sehingga, "daripada keluarga tidak makan nasi, saya
lebih baik kembali makan nasi," putusnya.
Dan 11 November ia meninggal di Rumah Sakit Dr. Sutomo,
Karang Menjangan, Surabaya, setelah menjalani perawatan 2 hari.
Ia mengidap penyakit lever dan komplikasi jantung. Usianya 34
tahun. Meninggalkan seorang istri dan 5 anak yang masih
kecil-kecil.
Jenazahnya dimakamkan keesokan harinya di pekuburan
Kembangkuning, Surabaya, diantarkan para penggemar dan
rekan-rekannya. Nya Abbas Akup, sutradara Inem yang kebetulan
berada di Jawa Timur untuk pembuatan filmnya yang baru, datang
melayat. Pelawak Bagio dkk dan Benyamin S., yang juga kebetulan
di sana, pun hadir. Sedang Herry Koko, Esther dan Suzi--bekas
rekan mendiang dalam Surya Grup--tak bisa datang karena terikat
kontrak melawak di Jakarta.
"Almarhum dikenal kawan-kawannya sebagai artis yang kaya
ide," ujar Nya Ab- bas. Dan pelawak yang belat kangan juga
menyanyi itu se betulnya "punya potensi sebagai aktor film,"
lanjutnya Bulan lalu, Jalal masih sempat bikin film iklan di
Jakarta--meski seharusnya ia beristirahat penuh.
Bekas guru Sekolah Kepandaian Putri (SKP) di Madura dan
Surabaya itu terakhir bekerja di bidang kesenian Kanwil Dep P &
K Provinsi Ja-Tim. Juga membina grup ludruk-drama yang
dinamainya Cendaki. Jalal, dengan sosoknya serta logatnya yang
khas, memang pelawak kita yang istimewa. Kepergiannya akan lama
dikenang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini