LELAKI polos itu, Wito Lakon, bersama lima kawannya, sejak Jumat pekan lalu menjadi jutawan. Mereka tidak menang SDSB. Mereka menemukan benda-benda bersejarah di Desa Wonoboyo, Klaten, Jawa Tengah, berupa perhiasan emas seberat 31 kg pada Oktober dan Desember tahun lalu. Dari benda tak ternilai harganya itu, Pemerintah lewat Menteri P dan K Fuad Hassan memberikan hadiah total Rp 460.534.566,40 -- tak diketahui bagaimana cara menentukan jumlah ini. Hadiah itu diserahkan Fuad ketika peresmian selesainya pemugaran Candi Wisnu di Prambanan pekan lalu. Uang yang jumlahnya tak pernah terbayangkan oleh Wito itu akan dibagi-bagi. Pemilik sawah tempat benda bersejarah itu ditemukan menerima separuh jumlah uang. Sedangkan Wito, Widodo, Marno, Hadisihono, Dadi, dan Surip menerima masing-masing Rp 38,3 juta. Ketika menerima hadiah, Wito memakai kain batik, jas beskap hitam, lengkap dengan keris dan ikat kepala. "Saya ini orang miskin, tak bisa baca dan tulis," ujar Wito, yang tampak sumringah. Saking melaratnya, ia hanya mampu menyekolahkan dua anaknya, itu pun hanya sampai kelas lima dan enam SD. Dari uang yang diterima Wito, lima belas persen akan diserahkan ke kas desa, untuk mendirikan masjid, mengeraskan jalan desa, dan memasang listrik di seantero desa. Sebagian lagi untuk selamatan dan membeli pakaian seragam 60 anggota sinoman (perkumpulan) pemuda. Para pemuda inilah yang akan menjaga rumah Wito dari ancaman perampok -- siapa tahu. Sisa uang akan dipakai untuk membangun rumah yang berdinding tembok, jendela kaca, dan -- ini yang dibanggakannya -- ada WC di dalam rumah. "Saya juga akan membeli sawah satu hektare, dan jadi buruh di sawahku sendiri," katanya. Lo, cukup?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini