DALAM riwayat persepakbolaan nasional, ada dua orang anak
Karawang yang kemudian namanya ngetop. Yang pertama ialah Anwar
Ujang, pemain poros halang dan pernah jadi Kapten PSSI
1970-1974. Tokoh sepakbola yang kedua ialah Endang Tirtana,
penjaga gawang Persija di final putaran kedua, 5 besar PSSI, 13
Januari yang lalu. Endang yang berasal dari kampung, Ciparage,
kecamatan Cilamaya, Karawang ini usianya baru 21 tahun.
Ketika pertandingan final sedang berlangsung, tentu saja seluruh
keluarganya yang tinggal di Klari, Karawang, menonton teve. Pada
adegan Endang berjibaku mempertahankan gawangnya, bola memang
tidak lolos dari tangannya. Tapi Endang kemudian tergeletak
disodok Nobon. Teve mempertunjukkan Endang yang tergeletak tak
berkurik di bawah mistar gawang untuk beberapa detik. Kontan
seluruh keluarganya meraung, menangis.
Ternyata cedera Endang tidak begitu parah, cuma biru-biru saja
di bagian paha. Untuk menyatakan rasa syukur, keluarga Endang
kemudian berniat untuk bikin selamatan. Masyarakat setempat
ternyata cukup entusias. Rencana mereka, 21 Januari akan
diadakan pesta besar sekaligus menyambut kedatangan Endang
pulang kampung dengan semeriah mungkin. Mendengar hal ini,
Endang menampik: "Tak usah bikin pesta. Yang beginian biasanya
membuat orang jadi sombong," katanya.
Endang pulang kampung seminggu sebelum hari pesta, dan ayahnya
cukup dibuatnya kaget karena pulang tidak memberi tahu terlebih
dahulu. Sebentar saja rumahnya sudah penuh orang yang datang
memberi selamat. Ayah Endang, Mohammad Syafei, pensiunan Peltu
Polisi, tentu saja jadi amat sibuk. Tapi orang tua ini memang
selalu mengikuti kemajuan anaknya dengan tekun. Dia bahkan
berpuasa 40 hari menjelang hari pertandingan yang lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini