Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
MENTERI Dalam Negeri Suriname Soewarto Moestadja, 63 tahun, memang tak lahir di Jawa. Kakeknya, Muriat Darso, membawa ayahnya yang saat itu berumur tiga tahun ke Suriname pada 1931. Tapi jangan sangka Soewarto tak bisa berbahasa Jawa, meski tak bisa berbahasa Indonesia. "Saya suka musik-musik Jawa," katanya saat ditemui di sela Kongres Diaspora Indonesia II di Jakarta, tempat ia menjadi salah satu pembicara, tiga pekan lalu.
Ia fasih menyebut beberapa penyanyi Jawa, antara lain Waldjinah dan Didi Kempot. Koleksi kaset dan CD lagu-lagu Jawa jangan ditanya lagi, bertumpuk di rumahnya. Penyanyi favoritnya penyanyi lawas Mus Mulyadi. Bahkan tak sekadar menikmati, ia juga getol mempromosikan lagu Jawa lewat yayasannya, Yayasan Jamu (Jawa Musik), juga radio dan televisi tempat dia menjadi salah satu pemiliknya, RTV Mustika. "Pokoke ojo lali boso Jowo, ojo lali Waldjinah (jangan lupa bahasa Jawa, jangan lupa Waldjinah)," ujarnya dalam bahasa Jawa ngoko (bahasa kasar). Bisa menyanyi, Pak? "Aku ora nyanyi," katanya. Tapi ia langsung unjuk pengetahuan lagu-lagu Waldjinah, "Jangkrik Genggong…, Walang Kekek…."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo