KERJA sama, bagi suami-istri, tak selalu dirasakan enak. Apalagi buat Jimmy Carter dan istrinya, Rosalynn, yang sepakat menulis sebuah buku berdua. "Inilah saat terburuk selama lebih dari 40 tahun pernikahan kami," tutur bekas presiden AS yang kini 63 tahun itu. Dan karena itu keduanya sepakat, tak akan mengulang gotong-royong menulis buku. Pasalnya, seperti dituturkan Rosalynn, "Jimmy lebih suka menulis di pagi-pagi hari, dan ia menulis sangat cepat." Sebaliknya, si istri lebih suka bekerja di malam hari, dan "saya membutuhkan waktu lama untuk menyelesaikan satu bab." Tak cuma itu keduanya, sebagai penulis, tampaknya tak suka disunting. Jimmy kesal, karena istrinya menganggap hasil tulisannya seolah "diturunkan dari Gunung Sinai" - mirip 10 Perintah Suci Allah yang dibawa oleh Musa, yang tak boleh diubah satu kata pun "Sungguh tak enak baginya bila saya sarankan mengubah beberapa kata dalam tulisannya," kata Jimmy - yang buku tentang pengalamannya sebagai presiden, terbit lima tahun lalu, begitu laris. Tapi akhirnya buku itu selesai juga: Gain: Making the Most of the Rest of Your Life, buku petunjuk bagi para pensiunan, segera terbit Juni ini. Yakni setelah keduanya sepakat untuk berkomunikasi lewat word processors saja. Adapun isi buku, antara lain, pengalaman pahit suami-istri itu ketika harus keluar dari Gedung Putih pada akhir 1980, dan ketika mencari kegiatan baru yang bermanfaat. Baru lewat buku inilah diketahui secara terbuka, begitu turun dari kursi kepresidenan, Carter bukannya bertambah kaya. Justru, petani kacang ini mendapatkan kabar bahwa gudang kacangnya yang dipercayakannya kepada orang lain selama ia jadi orang terpenting di AS, ternyata merugi. Akhirnya gudang itu dijual guna membayar utang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini