Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Menulis kolom di kompas

Rudy hartono memuat serial tulisannya di harian kompas tentang kekalahan tim piala uber & thomas. juga untuk harian malaysia, new straits times, yang diberikan secara lisan. (pt)

10 Mei 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAK ada lagi superstar. Yang kalah dalam persiapan boleh menanggung akibat yang fatal. Itulah analisa Rudy Hartono di harian Kompas tentang kekalahan tim Piala Uber dan Thomas Indonesia. Sang bekas superstar (juara All England delapan kali), ternyata tak cuma bisa shuttle cock dengan kilat, tapi juga mengamati pertandingan dengan tajam. Itu dibuktikannya dalam serial tulisan Rudy di harian tersebut selama perebutan dua piala berlangsung. Dan tak hanya itu. Di bawah kolom "Rudy Hartono dari Istora" di halaman X koran tersebut - yang dihiasi gambar Rudy menelengkan kepala dengan dagu yang gemuk dan leher yang tebal - ia pun tampaknya berbakat menulis. Memang, tulisan yang dikerjakan di Istora itu juga, yang lalu dititipkan kepada wartawan harian itu, "banyak diubah oleh redaksi," tutur Rudy. Ini dibenarkan oleh T.D. Asmadi, editor olah raga. "Semua ide penulisan terserah Rudy, kami hanya memperbaiki susunan kalimatnya," kata Asmadi. Toh, dengan gaya lisan, seolah Rudy berbicara langsung kepada orang-orang yang dikenalnya, kolom itu enak dibaca: analisa yang tidak susah dipahami oleh yang awam badminton, tapi terasa cespleng. Dan Rudy juga menulis untuk harian Malaysia New Straits Times. Untuk yang ini, "Laporannya saya berikan secara lisan kepada wartawan mereka yang ada di Istora," katanya. Ini memang bukan tulisan pertama Rudy yang kini 37 tahun. Dua tahun lalu, sewaktu perebutan Piala Uber dan Thomas di Kuala Lumpur, ia sudah menulis untuk Daily Mail, koran setempat. Berapa ia terima dari tulisannya? "Rahasia, dong, semuanya diatur oleh mereka yang berkepentingan," ujar bapak dua anak ini. Misalnya, tulisan di Kompas adalah hasil kerja sama dengan pihak Marlboro, International Management Group, dan koran tersebut. Adapun menurut Asmadi, honor yang diterima Rudy sekitar Rp 150.000 per tulisan. "Tapi jumlah itu di luar yang diperolehnya dari Marlboro atau IMG," kata editor olah raga ini. Pokoknya, bukan cuma smesnya, tapi juga coretan penanya, ada hasilnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus