Merampungkan film serangan fajar

ARIFIN C. NOER masih sibuk merampungkan film baru yang disutradarainya, Serangan Fajar, di Yogyakarta. Film itu "merupakan nyanyian panjang sebuah patriotisme," ujarnya. Merekam 4 peristiwa heroik di Yogyakarta: penaikan bendera merah putih di Gedung Agung istana presiden waktu itu, penyerbuan markas besar Jepang di Kota Baru, penyerbuan ke lapangan terbang Maguwo dan serangan fajar dari Maguwo ke Semarang. Keempat peristiwa yang masing-masing berdiri sendiri itu diikat oleh tokoh Temon, anak berusia 5 tahun yang ke sana ke mari mencari bapaknya. Separuh lebih dibuat secara hitam-putih. Kecuali agar otentik, ia juga, katanya, ingin bermain-main dengan warna. "Setiap warna mengikuti situasi dramatik." Konon biaya film produksi PPFN itu sekitar Rp 500 juta. Tapi Arifin membantah. "Separuhnya saja nggak ada," katanya. Dan para pemainnya tak satu pun bintang terkenal. Sekitar 10 ribu orang Yogya terlibat di dalamnya, sebagai figuran. Sekarang ia sedang menunggu turunnya izin untuk shooting di Gedung Agung. Itu adalah izin untuk membongkar pagar beton halaman gedung itu serta untuk mencabuti pohon-pohon cemaranya -- yang bernilai jutaan rupiah. "Itu harus dilakukan. Cerita menuntutnya," kilahnya. "Gedung Agung milik negara, film ini juga 'kan milik negara . . . "