EMPAT orang gaek, 9 Maret merayakan ulangtahun bersama, yang
ke-70, di Panti Perwira, Jakarta. Semuanya pensiunan 'orang
laut' Laksamana Muda (Purn) M. Nazir, Laksmud (Purn) J.D. Dharma
alias John Lie, Laksamana Pertama (Purn) R. Moertamadji dan
Kolonel Laut (Purn) R.F.W. Singataruna.
"Yang genap 70 tahun hari ini sebenarnya Pak John Lie. Tapi dia
minta diramaikan bersama-sama kami," ujar M. Nazir, KSAL RI yang
pertama (1946-1948) menerangkan. Ia sendiri 10 Juli nanti sudah
71 tahun. Ingin menulis memoir, "tapi takut dimusuhi banyak
orang kalau mengungkapkan segala yang saya ketahui," katanya.
"Jadi, lebih baik itu diterbitkan setelah saya meninggal saja."
Orang yang pernah jadi Kastaf umum Sumatera (1948-1949), menteri
pelayaran (1957-1959) kemudian setahun jadi anggota DPA dan 4
tahun sebagai dubes di Vatikan itu masih juga membujang.
"Seperti kata John Lie," tuturnya, "dari saya segalanya patut
dicontoh. Kecuali yang satu itu." Ia ketawa.
Sementara itu, John Lie yang punya hajat, sibuk menyambut
tetamu. Antara lain tokoh Marinir dan bekas gubernur Jakarta Ali
Sadikin, bekas KSAL Subiyakto dan KSAL Waluyo Sugito.
Kenapa usia 70 tahun nampak begitu diistimewakan banyak
orangtua? John Lie ternyata punya jawabnya. "Itu dinyatakan
dalam masmur," katanya. Ia pun mengutip sabda Yesus Kristus,
Mazmur 90 -- yang dikutip untuk selebaran acara tersebut. "Masa
hidup kami 70 tahun dan jika kami kuat, 80 tahun, dan
kebanggaannya adalah kesukaran dan penderitaan sebab
berlalunya buru-buru, dan kami melayang lenyap . . . " John Lie
memang seorang penginjil.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini