Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Merayakan ulang tahun ke-79

Sri pakualam viii merayakan ulang tahun ke-79. dalam tradisi, tak pernah seorang raja berbicara atau menyampaikan perintah langsung dalam acara ul-tah itu. pantangan itu untuk pertama kali dilanggar.(pt)

13 Desember 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PAKU Alam VIII melanggar tradisi. Itu terjadi Senin pekan lalu, ketika Wakil Gubernur Daerah Istimewa Yogyakara ini merayakan ulang tahunnya ke-79, menurut tahun Jawa. Kanjeng Gusti Pangeran Adipati Arya Paku Alam VIII, begitu nama lengkap yang resmi, yang mengenakan busana kebesaran lengkap dengan simbol-simbol rajanya, membikin kaget sekitar 200 undangan. Di waktu semua hadirin bersimpuh dan menunduk, ketika suasana begitu hening itulah, tiba-tiba terdegar suara, "kiai penghulu, pekenira manira saraya ingkang upaya handongani hajat manika. Enggal leksanakna." (Kiai penghulu, Anda saya minta pertolongan agar mendoakan hajat saya. Segera laksanakan). Paling kaget, tentu saja, penghulu yang dimaksud, yakni Kiai Mas Wehono Haji Wazid Afandi Projohastono. Kiai ini, setelah tertegun sejenak, lalu menjawab sabda Raja, "Sendiko dawuh" (Baiklah, saya laksanakan perintah.) Lalu ia membacakan doa. Lalu apa salah raja kedua, setelah Sri Sultan Hamengkubuwono IX, di Yogyakarta ini? Sudah jadi adat, sejak Pakualaman berdiri, pada hari peringatan hari lahir Sri Paduka Paku Alam, yang bersangkutan terkena sejumlah pantangan. Yang paling penting, di hari itu ia tak diperbolehkan memberi perintah kepada siapa pun lewat kata-kata. Dan inilah, untuk pertama kalinya dalam sejarah, pantangan itu dilanggar. "Dalam tradisi, tak pernah seorang raja berbicara atau menyampaikan perintah langsung dalam acara seperti ini," kata Tamdaru Tjokrowerdoyo, seorang kerabat. Biasanya raja memakai bahasa isyarat, misalnya dengan mengangguk atau menggerak-gerakkan anggota badan. Lalu, kata Tamdaru, mungkin Sri Paduka bersikap mengalah. Bahasa isyarat, bisa jadi, sulit diterima oleh generasi muda keraton.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus