Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

Rusuh lagi, rusuh lagi

Kerusuhan antar suku bergolak silih berganti. setelah huru-hara sikh & hindu mereda, timbul kerusuhan antara warga islam dengan polisi. karena cerita yang dimuat pada koran deccan herald. (ln)

13 Desember 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BARU saja PM Rajiv bisa bernapas lega karena badai kerusuhan Sikh-Hindu mereda, tiba-tiba geger lain menghantam lagi. Kali ini huru-hara terjadi di Bangalore, India Selatan. Hari Minggu silam, sekitar 5.000 warga Islam di kota tersebut menyerbu dan mencoba membakar kantor koran Deccan Herald yang dalam edisi Minggu-nya memuat cerita berjudul "Si Sinting Mohammad". Ceritanya mengenai seorang pemuda cacat bernama Mohammad, yang membuat gusar warga Islam kota tersebut karena dianggap menyrempet dan menghina Nabi Muhammad saw. Ketika massa yang marah menyerbu, polisi -- yang berusaha menghentikan mereka -- menembak. Delapan orang tewas dan lebih dari 50 terluka. Esoknya, polisi menembak lagi untuk menyetop massa yang berusaha membakar kendaraan koran Deccan Herald serta melempar bom api ke barisan polisi. Seorang lagi tewas. Sekitar 10 persen penduduk Bangalore, yang berjumlah sekitar 4 juta, beragama Islam. Kerusuhan kemudian merembet ke Mysore, sekitar 125 km dari Bangalore, tatkala warga Muslim di kota itu menghancurkan kios-kios yang menjual koran Deccan Herald. Empat orang tewas. Meski koran tersebut telah meminta maaf, penerbit dan pimpinan redaksinya ditahan polisi karena dituduh melanggar SARA. Sementara itu, keadaan New Delhi sendiri berangsur pulih. Jam malam hampir dicabut seluruhnya dan tentara telah dikembalikan ke barak mereka, tapi kuil-kuil Sikh masih dijaga keras. Warga Sikh masih kelihatan menjaga guruwara (kuil) mereka dengan pedang dan tombak terhunus, tapi tidak tampak lagi gerombolan warga Hindu bersenjatakan trisula, yang beberapa hari sebelumnya menguasai jalan-jalan dan menghajar setiap warga Hindu atau miliknya yang dijumpai. Sekitar 80 orang ditahan dan setidaknya enam orang tewas di New Dehli sejak kerusuhan Sikh-Hindu pecah pekan lalu. Di Punjab, situasi masih tegang. Ribuan orang ditahan sebagai buntut pembantaian 24 penumpang bis oleh sejumlah ekstremis Sikh dua pekan lalu. Seorang di antara korban adalah Sukhbir Singh, 18, yang meski seorang Sikh mencukur rambut dan jenggotnya. Walau ayahnya, yang tetap memanjangkan rambut dan jenggot, berusaha membela anaknya, para teroris Sikh tersebut tetap menembak Sukhbir. Kelompok ekstremis Sikh tampaknya mencapai sasaran mereka: dengan meneror warga Hindu, mereka berhasil memecah kelompok Sikh dan Hindu dan menimbulkan suasana saling mencurigai. Keberhasilan sebagian tampaknya karena sikap lemah Menteri Besar Punjab Surjit Singh Barnala, yang terpaksa meminta bantuan New Delhi untuk mengatasi kerusuhan di negara bagiannya. Diduga pemerintahannya akan jatuh dalam waktu dekat ini. PM Rajiv Gandhi sendiri juga dikecam keras karena dinilai kurang sigap dan tegas mengatasi kaum ekstremis Sikh. Di Punjab saja, dalam tahun ini 650 orang telah tewas akibat teror kelompok ekstremis itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus