Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Aktris Lutesha Sadhewa menjadikan musik sebagai pereda stres.
Alunan musik membuat suasana hati Lutesha menjadi lebih baik.
Musik sebagai mood booster bagi Lutesha Sadhewa.
AKTRIS Lutesha Sadhewa menjadikan musik sebagai sarana terapi untuk meringankan dan meredakan stres. Menurut Lutesha, alunan musik membuat suasana hati menjadi lebih baik dan nyaman. Musik pun menjadi mood booster-nya, terutama ketika berada di lokasi syuting.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Misalnya aku lagi syuting terus adegannya senang, aku butuh lagu yang nge-beat. Terus kalau ada adegan marah-marah, dengerin musik slow bisa bikin rileks dan enggak terbawa ke rumah,” kata Lutesha saat ditemui Tempo di The Palace Central Park, Jakarta, Rabu, 1 Februari lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Musik juga menjadi teman setia Lutesha dalam sejumlah kesibukannya belakangan ini. Aktris dan model ini tengah mengikuti serangkaian promosi film terbarunya, Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang. Juga promosi film lain yang dibintanginya dan tayang di Bioskop Online berjudul Panduan Mempersiapkan Perpisahan yang semakin padat.
Meski begitu, tutur Lutesha, tak ada jenis musik spesifik serta band atau musikus khusus untuk terapi stresnya. “Aku enggak ada spesifik jenis musik, hampir semua musik bisa bikin rileks. Tinggal dipilih saja sama yang lagi aku rasakan,” ujarnya.
Lahir di Jakarta pada 23 Juni 1994, Lutesha memulai kariernya sebagai model sebelum terjun ke dunia film. Belakangan ini ia kerap membintangi film dengan berbagai genre, dari action hingga drama. Lutesha menerangkan, dia pun harus membagi waktu terutama untuk riset karakter tokoh yang diperankannya dalam setiap film.
Sebagai contoh, Lutesha menambahkan, untuk mendalami karakter sosok Hani di film Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang arahan sutradara Angga Dwimas Sasongko, ia menyediakan waktu khusus berlatih jalan kaki di kawasan Ragunan, Jakarta Selatan.
“Ini sebagai salah satu cara ngetes kekuatan aku berjalan kaki, karena orang yang tinggal di London seperti dalam film itu kan kalau jalan kaki cepat sekali, ya. Eh, ternyata lumayan juga rasanya,” ucap alumnus Universitas Indonesia yang juga gemar menonton konser musik ini.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo