KEBIASAAN main larang yang sering terdengar di Yogya rupanya
sekarang mulai menjalar ke Semarang. Achmad Albar, 37 tahun,
bersama grupnya, "Godbless", sedianya 1 Oktober lalu berpasangan
dengan grup "The Roliies" untuk pertunjukan rock di Semarang.
Ternyata dilarang, "karena Hari Pancasila", Achmad mengutip
alasan wali kota Semarang. Pejabat ini menolak ketika Achmad
minta larangan itu tertulis.
Waktu Achmad Albar masih mencoba menawar, pejabat itu bilang:
"Kalau tak senang keputusan saya, harap menghadap gubernur." Di
gubernuran, ia mendapat jawaban, "Silakan menghadap wali kota
saja." Kembali lagi ke wali kota, jawabannya, "Kalau saya bilang
jangan, ya jangan." Buntu, tentu saja. Apalagi gubernur Jawa
Tengah, Ismail, sudah mengutarakan keberatannya di koran sehari
sebelumnya. "Musik rock, cepat atau lambat, akan meracuni
kepribadian bangsa," katanya. "Itu sebabnya saya tetap
melarang."
Gito, 37 tahun, salah seorang vokalis 'The Rollies' terkesiap
juga. "Racun ? 'Kan ada norit kalau perut keracunan rock",
katanya bergurau sambil menambahkan, "Justru pada hari-hari itu
di Semarang ada festival musik country dan folksong. Itu
neneknya musik Barat." Anehnya, "lagu wajibnya lagu Barat
lagi," kata anak ke-3 dari 7 bersaudara keluarga pensiunan ABRI
itu. Yogya yang selama ini seru dalam hal larang-melarang pernah
membatalkan pertunjukan Rendra dengan Bengkel Teater-nya, Azwar
A.N. dengan Teater Alam-nya, serta paling akhir Eko Sulistyo
dengan angket seks-nya. Coba pikir kalau larangan itu makin
meluas.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini