PELAWAK Iskak menunaikan ibadah haji bersama isterinya. Dia
bersyukur perjalanannya bisa berlangsung lancar. "Banyak jemaah
yang tidak tahu bahasa Indonesia apalagi Arab," ujar Iskak,
"karena yang difahami hanya bahasa daerahnya. "
Satu hal lagi yang menyolok, banyak orang kesasar. "Tiap jalan
ada namanya," katanya lagi, "tapi nama jalan tidak tertulis.
Mudah-mudahan saja pemerintah Saudi mau memasang papan nama
nantinya. "
Mengurus orang tersesat itulah, "yang jadi bagian saya untuk
mengantar." Begitu dia sampai di penginapannya lagi, "eh, ada
lagi orang kesasar.
Saya, ya antar lagi. Banyah jalan kaki, tapi saya jadi sehat.
Perut tambah kecil, napas onta." Tidak jelas, apakah Iskak juga
mengantar bekas Komandan KKO Letjen. Mukiyat yang kesasar.
Kabarnya ketika di Mina Mukiyat kesasar sampai 3 hari lamanya.
Mungkin karena itulah, Iskak cukup populer di kalangan jemaah
haji Indonesia. Banyak yang menolong menjinjing
barang-barangnya. Di Jedah ada rumah makan Surabaya. Pemiliknya
arek-arek Suroboyo dan kabarnya kalau Iskak makan di sana,
pemiliknya selalu menolak dibayar.
"Air minum mahal sekali," ujarnya. Dia membeli air minum 1« liter
dengan harga sekitar 3-5 real. "Padahal 3 real itu bisa dapat
bensin 21 liter," katanya. Perhatiannya yang lain, melihat cara
orang bersembahyang. Ada seorang asing yang ketika hendak sujud,
botol minumnya menggelinding. "Eh, itu botol dia kejar dulu,
baru sujud lagi," ujar Iskak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini