DI tengah kesibukan pembangunan kembali Keraton Surakarta, ada suara sumbang beredar di kalangan Istana: Raja Solo ngamen di Negeri Belanda. Ngamen? "Itu tidak benar," kata Sunan Paku Buwono XII kepada wartawan TEMPO Kastoyo Ramelan di Solo, pekan lalu. Putrinya, G.R.A.Y. Kus Handariyah menambahkan, "Kami tidak ngamen di sana, kami diundang. Dan itu pun bukan kami yang minta, tapi mereka," katanya sengit. Ceritanya: Juli lalu, Paku Buwono bersama keempat putrinya diundang untuk mengisl acara kesenian pada Tong Tong Theater di Den Haag. Lawatan selama tiga minggu itu disertai janji, yang disampaikan panitia pasar malam Tong Tong, selain semua ongkos ditanggung, Sunan akan diberi pula sejumlah uang untuk membantu pembangunan kembali Keraton Solo. Ternyata, uang yang dijanjikan itu tak diberikan panitia sampai rombongan kembali ke tanah air. Sehingga Paku Buwono XII tak bisa menyerahkan uang hasil lawatan kepada panitia pembangunan Keraton. Namun, bagi putri-putri Sunan, hal itu menguntungkan. "Suatu bukti bahwa kami bukan bermental pengamen. Biarpun tak diberi uang, kami tak protes sedikit pun, bahkan menanyakannya pun tidak," kata Kus Handariyah, yang menjadi ketua rombongan. Menurut Sunan, Agustus ini, panitia pasar malam Tong Tong, Ellen Derksen, berjanji datang ke Indonesia. Sekalian membawa sumbangan, Madam?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini