KALAU baru dua minggu ditinggal suaminya, Perucha Sjuman Djaya, 28, sudah menyingsingkan lengan bajunya. "Bung Sjuman sudah tak bisa berjuang lagi, maka sayalah yang kini berjuang," katanya. Perjuangan pertama sang janda di masa berkabungnya adalah mendesak agar film Opera Jakarta, yang disutradarai Sjuman Djaya, bisa rampung sebelum 40 hari kematian suaminya. "Agar dapat dijadikan hadiah," kata Perucha. Mengapa? "Film ini sebetulnya menggambarkan karakter Bung Sjuman dan karakter saya dalam menempuh kehidupan dan percintaan. Yoko mewakili karakter Sjuman, dan Rum mewakili karakter saya," ujar Perucha. Ia mengetahui itu dari suaminya ketika berdiskusi merampungkan skenario. "Dan saya yang menghendaki agar akhir film itu happy end," tambahnya. Bekas perenang nasional ini, yang baru 14 bulan mendampingi Sjuman, mengaku kesepian sepeninggal suaminya. "Saya 'kan orang baru di film, jadi belum sempat bergaul erat dengan sesama artis. Sedangkan teman lama saya masih banyak yang di Amerika," kata Perucha, yang delapan tahun hidup di Negeri Paman Sam. Bagaimana dengan ketiga anak Sjuman dari istri terdahulu - Farida dan Tuti Kirana - yang kini ikut Perucha? "Saya mencintai mereka, tapi kalau mereka memilih ikut ibunya, terserah," kata Ucha, yang tidak sempat membuahkan anak dari Sjuman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini