KARYA-KARYA pelukis Affandi tak pernah berjodoh lama dengan maling. "Setiap kali saya kecurian lukisan, pasti kembali lagi. Aneh, 'kan?" ujarnya kepada wartawan TEMPO Yuyuk Sugarman di museum Gajah Wong, Yogyakarta, pekan lalu. Rahasianya? "Karena karya saya dicuri untuk dijual, tentu harganya rendah," kata Affandi. "Akibatnya, pembeli curiga dan menanyakannya kemari." Menurut Affandi, sudah tiga kali ia kecurian lukisan, dan kembali lagi padanya. Dua pencurian sebelumnya terjadi di Jakarta - Affandi lupa judul lukisan dan tahun kejadiannya. Sedangkan peristiwa ketiga terjadi di museum Gajah Wong, di depan tempat kediaman sang pelukis, 15 Juli lalu. Yang hilang lukisan berjudul Warung Semangka. Lukisan itu tidak digantung, tetapi berada di tumpukan paling depan di gudang museum itu. Lukisan yang dihargai Affandi Rp 3 juta itu oleh pencurinya dijual Rp 1 juta. Tentu saja, pembelinya, seorang pengusaha yang kenal Affandi, curiga. Setelah membayar uang muka Rp 350.000, si pembeli membawa lukisan itu ke tempat Affandi untuk dicek keasliannya. Persoalan pun jadi jelas. Tapi Affandi tak melapor kepada polisi. Atas prakarsa sendiri, ia mengadakan pertemuan segitiga: pencuri, pembeli, dan pelukis. "Persoalannya sudah selesai," kata Affandi. "Saya dan pencurinya sudah saling memaafkan." Affandi melakukan itu karena si pencuri seorang mahasiswa miskin yang butuh uang untuk kuliah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini