Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Nurmahmudi Ismail


Ogah Nyumbang

12 Maret 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JIKA Anda punya hajatan dan berniat mengundang Nurmahmudi Ismail, jangan berharap ia mau menyumbang. Lo, apa Menteri Kehutanan dan Perkebunan ini termasuk orang pelit? Entah. Tapi Nurmahmudi yakin pilihannya ini tepat untuk memangkas kebiasaan KKN di departemennya. "Pejabat sering dituntut publik untuk berlaku royal seperti bos. La, kalau begitu terus, dari mana biayanya jika bukan hasil sodok sana-sini?" ujar Nur, yang lahir di Kediri, 39 tahun lalu.

Alasan Nur cukup masuk akal. Gajinya, yang "cuma" Rp 5 juta per bulan, tentu ludes jika ia meladeni tuntutan seperti itu. Sementara itu, ia juga emoh memakai dana taktis departemennya. Sebetulnya, ia tidak anti-menyumbang. Saat masih menjabat staf peneliti di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, ia kerap merogoh kantong. Alasannya, "Tuntutan masyarakat belum begitu besar, sehingga tak ada yang memprotes besarnya sumbangan saya," katanya. Jadi, untuk saat ini, tanpa mengurangi rasa hormat bagi si pengundang, cukuplah berbahagia dengan kehadiran Pak Nur saja.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum