Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Alasan Nur cukup masuk akal. Gajinya, yang "cuma" Rp 5 juta per bulan, tentu ludes jika ia meladeni tuntutan seperti itu. Sementara itu, ia juga emoh memakai dana taktis departemennya. Sebetulnya, ia tidak anti-menyumbang. Saat masih menjabat staf peneliti di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, ia kerap merogoh kantong. Alasannya, "Tuntutan masyarakat belum begitu besar, sehingga tak ada yang memprotes besarnya sumbangan saya," katanya. Jadi, untuk saat ini, tanpa mengurangi rasa hormat bagi si pengundang, cukuplah berbahagia dengan kehadiran Pak Nur saja.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo