KETUA Umum PB NU harus dioperasi ususnya. Dan Ketua Umum PP Muhammadiyah lantas mengantarkannya ke kamar bedah. Adegan pada Kamis pekan lalu di RSCM Jakarta itu memang mengesankan dan menunjukkan kemesraan NU-Muhammadiyah. Tangan K.H. Ahmad Azhar Basjir, yang mengantar, digenggam erat oleh K.H. Abdurrahman Wahid, yang sakit. Keduanya bercakap-cakap kecil. Mereka nampak akrab. Gus Dur malah masih bisa bergurau. Pertemuan itu tidak berlangsung lama, karena tindakan operasi terhadap Gus Dur harus segera dilaksanakan. "Bapak begitu tenang," ujar Ny. Nuriyah Abdurrahman, istri Gus Dur. "Yang cemas justru kami-kami ini." Di antara tim dokter yang merawat Gus Dur ada adik kandungnya, Umar Wahid. Juga Dokter Fahmy Saifuddin, salah seorang Wakil Ketua PB NU. Itu yang membuat keluarga Gus Dur agak tenang, kendati Ibu Gus Dur, Ny. Wahid Hasyim, semula keberatan anaknya dioperasi. Sang ibu tak henti-hentinya membaca wirid. Alhamdulillah, wirid sang ibu didengar Tuhan. Setelah dua jam di kamar bedah, tim dokter berhasil membuang usus yang luka di lambung Gus Dur. Dan, esok harinya, Gus Dur sudah boleh mengenakan kain sarung di tempat tidurnya, kendati istrinya sendiri belum boleh menemuinya. Pengunjung hanya bisa menatapnya dari kaca kamar rawat. Sementara itu, belasan rangkaian kembang dari sejumlah menteri, politisi, dan tokoh masyarakat berderet di muka ruangan. Termasuk kembang dari Presiden Soeharto dan Wapres Sudharmono.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini