Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Pameran nuansa indonesia pembukaan pameran nuansa indonesia

Mendikbud fuad hassan membuka pameran yang diberi nama nuansa indonesia di tim jakarta. lukisan astari rasjid dan kartini basuki ikut tampil. fuad sempat kagum dengan salah satu lukisan astari.

24 Oktober 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INILAH sekelompok senirupawan yang benar-benar rupawan dan berbau wangi. Disebut Nuansa Indonesia, beranggotakan 27 pelukis, pematung, dan keramikus wanita. Tak semuanya datang dari sekolah seni rupa umpamanya, Astari Rasjid, yang dagunya agak runcing, yang mengenakan celana dan blus hitam di malam pembukaan pameran, pekan lalu, di Taman Ismail Marzuki, Jakarta. Ia bekas peragawati, dan sesungguhnya lebih "berbau minyak", daripada seni. Soalnya, wanita 34 tahun ini istri Harun Al Rasjid, pimpinan PT Caltex Indonesla. Salah satu karya Astari rupanya menarik perhatian Menteri P & K Fuad Hassan, yang membuka acara ini. Itulah lukisan dua wanita duduk berhadapan. Siapa? Yang satu pelukisnya sendiri, satunya lagi adiknya. "Wah, erotis, ya?" -- ini bukan komentar Fuad tapi seorang pengunjung. Tak ada tanggapan dari Astari, yang mulai melukis lima tahun lalu, yang sudah beberapa kali pameran, yang biasanya mengaku menyiapkan karyanya dengan tergesa-gesa. Kini pun, katanya, "Saya kurang produktif, dua lukisan itu saya kebut dua minggu sebelum pameran? "Kalau yang ini terasa hidup dan warnanya matang," kata Fuad sambil mengamati lukisan berjudul Sebuah Sudut di Rumahku. Pelukisnya, tinggi, langsing, berkulit putih, mengenakan blus putih dan gaun bawah bermotif batik, cuma tersenyum. Sama dengan Astari, Kartini Basuki, pelukis itu, tak punya latar belakang seni rupa -- meski dialah istri pemilik Duta Fine Art Gallery di kawasan Jakarta Selatan. Yang pasti, Kartini, 39 tahun kini, telah membuktikan kakinya lebih kampiun daripada tangannya. Dialah salah seorang ratu lari Indonesia di Asian Games Bangkok, dulu, 1966. Bagaimana pelari ini lalu lari ke seni lukis ? Suatu hari, tiga tahun lalu, ia bertamu ke rumah salah seorang pelukis besar Indonesia, S. Sudjojono (kini almarhum). Ia terkagum-kagum pada lukisan wanita mengandung, yang ternyata modelnya istri pelukisnya sendiri. "Tak semua orang bisa melihat indahnya lukisan itu. Hanya orang yang ada bakat saja yang paham," tutur Kartini, menirukan kata-kata Sudjojono. Maka, jadilah Kartini murid Sudjojono. Toh, murid pelukis besar itu mengaku "agak keder" ketika diajak pameran. "Saya 'kan belum apa-apa," kata pelukis yang keder ini, yang datang sendiri mengantarkan undangan pameran ke meja Menteri P & K.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus