MENRISTEK B.J. Habibie bukan cuma cendekiawan tetapi juga penyair. Di acara Tanah Merdeka TVRI Yogyakarta, Jumat pekan lalu, Habibie membacakan sajak lamanya, berjudul Sumpahku. Begini selengkapnya: Terlentang!/ Jatuh!/ Perih!/ Kesal!/ Ibu Pertiwi/ Engkau pegangan/ Dalam perjalanan/ Janji pusaka dan sakti/ Tumpah darahku/ Makmur dan suci/ Hancur badan/ Tetap berjalan/ Jiwa besar dan suci/ Membawa aku ... pada-Mu! Sajak itu ditulis Habibie di Aachen, Jerman, tertanggal 12 Juli 1960 jam 23.00. Kepada pewawancara acara Tanah Merdeka, Habibie menceritakan kisah penciptaan sajak itu. Waktu itu, kata Habibie, ia tiba-tiba saja jatuh sakit. Ada virus dalam darahnya yang sudah menyebar ke jantungnya. Menurut dokter, harapan hidup Habibie sangat tipis. Di saat kritis itu, ditemani seorang rohaniwan, Habibie bangkit lalu minta kertas dan pena. Sebuah puisi ditulisnya di atas kertas yang sebagian basah oleh cucuran air matanya. "Sumpah itu saya tujukan pada Tuhan, kalau saya hidup, saya laksanakan," kata Habibie tentang puisinya ini. Sayang, tidak ditanyakan, kenapa sekarang menteri yang super sibuk ini tak lagi menulis puisi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini