Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Pembukaan perwakilan

Ws rendra, harry roesli dan johny sembiring ikut memeriahkan acara yang di sponsori harian prioritas. dalam rangka pembukaan perwakilan di jawa barat. rendra membaca puisi dan harry bermain musik. (pt)

20 Desember 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

INI sebuah pertemuan yang jarang terjadi. Ada dramawan, ada pemusik, dan ada bekas penjahat: Rendra, Harry Roesli, dan Johny Sembiring. Tempat, di GOR Saparua, Bandung, Kamis pekan lalu. Sponsor pertemuan, harian Prioritas, Jakarta. Acaranya, koran yang belum setahun terbit itu membuka perwakilan di Jawa Barat. Tentu saja Rendra dalam kesempatan ini membacakan puisi. "Ingat Johny Sembiring, ingat penjara," katanya. Dan karena itu, ia lalu membaca sajak Rajawali, yang barisnya antara lain berbunyi begini: ...sebuah sangkar besi tidak bisa mengubah seekor rajawali. Maka, di gedung olah raga berkapasitas 3.000 penonton yang penuh itu gemuruh dengan tepuk penonton. Empat sajak lagi dibaca Rendra, 51, dan tetap disambut hangat. Penyair yang pernah dibayar Rp 2 juta sewaktu membaca sajak di Taman Ismail Marzuki ini menolak menjawab berapa honorarium dia terima untuk memeriahkan acara perluasan jaringan sebuah harian ini. Sebenarnya, sebelum sang penyair naik panggung, pemusik Harry Roesli telah tampil bersama grupnya. Sebuah karya musik perkusi berjudul Menggantung si Kadal tampil dengan gemuruh. Sebagaimana musik ciptaan Harry, 35, kali ini pun adalah dari jenis yang lebih mementingkan komposisi bunyi daripada melodi. Tak jelas adakah musik ini diciptakan khusus buat acara malam itu atau ini ciptaan yang sudah lama. Lalu, apakah Johny Sembiring, yang kini 52 tahun, akan memeriahkan panggung dengan mendemonstrasikan profesi masa lalunya? Wah, tentu saja tidak. Tersangka dalam kasus penembakan Letkol AURI Steven Adam yang kemudian bebas karena tak terbukti dalam sidang pengadilan -- ini adalah undangan terhormat. Pasalnya, sejak dua bulan lalu harian tersebut mengetengahkan kisah bersambung Saya Johny Sembiring, sebuah otobiografi. Seperti Rendra, ia pun menolak menyebutkan imbalan yang diterimanya. "Itu rahasia perusahaan," katanya. Bukan berarti Johny punya perusahaan. Bahkan ia membantah dulu pernah punya sindikat, "Cuma sekadar memenuhi tuntutan perut saja sudah disebut sindikat."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus