GRUP badut Warung Kopi Prambors pekan ini memasuki minggu tenang. Kasino mengaku lagi pegal-pegal. Dono mulai masuk kantor di sebuah majalah hiburan. Indro, entah beristirahat di mana, sulit dilacak. "Bermain drama delapan malam berturut-turut merupakan kerja keras. Capek sekali," ujar Kasino. Warkop terlibat pementasan Teater Mandiri di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, dengan lakon Front, yang berakhir pekan lalu. Ketiga anggota Warkop ini berkomentar, bermain amat serius. "Guyon hanya boleh beberapa menit saja, waktu pemunculan pertama di panggung. Setelah itu, masuk skenario, dan kami disutradarai dengan serius," ujar Kasino. "Terus terang, ini tempat belajar yang mahal, saya jadi mengenal kehidupan orang teater, juga tahu bagaimana orang menata panggung." Bagaimana dengan honor? "Bayaran tak penting, bahkan saya menolak semua tawaran yang komersial," ujar Kasino lagi. Dalam sandiwara karya Putu Wijaya itu, Warkop mendapat peran wartawan yang meliput pemberontakan. Permainannya lucu tanpa mengganggu corak pementasan. "Peran itu bukan sekadar embel-embel, lho," ujar Dono.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini