DIREKTUR Utama Pertamina, Faisal Abda'oe, ternyata pernah menjadi "pak pos". Tapi bukan sembarang tukang pos. Sebab, tugasnya penuh risiko. Ia harus menembus daerah musuh. Kisah ini ada hubungannya dengan Serangan Umum 1 Maret 1949 di Yogya. Itu sebabnya, Senin pekan lalu, Paguyuban Wehrkreise III Yogyakarta, yang terlibat dalam serangan umum itu, meminta Abda'oe bercerita. "Saya masih muda waktu itu. Dan saya bersyukur mengalami peristiwa itu. Ini menjadi dasar pemupukan jiwa saya," kata ayah dua anak kelahiran Yogya 62 tahun lalu itu. Selain sebagai kurir di Pos SWK 101, ia juga ikut gerakan pemuda bawah tanah dengan tugas membuat poster, pamflet, dan selebaran antipenjajah. Serangan Umum 1 Maret ini rupanya juga melibatkan Menteri Keuangan, J.B. Sumarlin. Pemuda Sumarlin, waktu itu, sempat ditangkap oleh Belanda tujuh kali. Tapi kemudian dilepas lagi karena tubuh Sumarlin yang kecil dianggap masih "anak bawang", padahal ia sudah remaja. Alhasil, kecil itu bermanfaat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini