APAKAH Kak Djoko memang tukang mengkhayal? Semua karangannya
kok khayalan? " tanya gadis kecil, penggemarnya, di Aldiron
Plaza 3 Juni lalu -- dalam kesempatan 'Pengarang Jumpa
Penggemarnya' di tengah pameran buku IKAPI.
Djoko Lelono, pengarang 20 judul buku anak-anak (35 tahun),
memang penulis cerita fiksi-ilmiah semacam Flash Gordon. "Dulu
saya menulis roman juga, bahasa Jawa, dalam majalah Jayabaya,"
katanya. Tapi dunia kanak-kanak lebih banyak menarik
perhatiannya. Untuk memperdalam pengetahuan tentang antariksa
beserta planit-planitnya, selulus SMA di Malarig ia masuk ITB
(1964) Jurusan Astronomi -- dan "selama 4 tahun kuliah di situ,
yang lulus cuma mata kuliah Bahasa Inggeris dan Kemiliteran.
Ilmu pastinya jatuh semua," tuturnya sambil ketawa. Soalnya, ia
memilih astronomi semata-mata untuk keperluan menulis fiksi
anak-anak. Tahun 1968 kampus itu ditinggalkannya.
Meskipun 12 judui bukunya mendapat Inpres dan ia mengantongi 5
juta rupiah lebih, pengarang kelahiran Wlingi, Blitar yang
sekarang beranak 3 ini, merasa tak sanggup hidup melulu dari
hasil karangan. Sesudah memutuskan menetap di Jakarta, tahun
l975 ia kerja di Unilever bagian promosi. "Semua film iklan
Unilever, sayalah yang bikin skenarionya," katanya. Sementara
itu, para remaja dan anak-anak di Aldiron Plaza itu tiba-tiba
menyerbu meminta tanda-tangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini