Penobatan untuk adam malik

MENGENAKAN baju pangsi sutera berwarna ungu diiringi dua cucunya, Wakil Presiden Adam Malik dijemput dengan delman menuju mesjid Riyadhul Jannah di Gang Sentiong, Jum'at minggu lalu. Mesjid itu salah satu yang tertua di Jakarta, dan tokoh penting lain yang sempat sembahyang Jum'at di sana adalah almarhum Presiden Sukarno sekitar tahun 50-an. Adam Malik pernah dikabarkan punya niat melakukan sembahyang Jum'at di 52 mesjid yang tersebar di seantero Betawi. Namun kehadirannya di mesjid Sentiong itu bukan melulu dibawa hajat melainkan ada lagi acara yang istimewa: masyarakat Betawi 'menobatkannya' sebagai Babe dengan satu upacara. "Saya sendiri belum cukup memahami apa dan bagaimana yang dimaksudkan dengan gelar Babe ini," kata Adam Malik di tengah jemaah warga Betawi itu. "Tapi pokoknya saya rasakan ini adalah suatu penghargaan besar." Masyarakat Betawi rupanya memang sudah lama 'mengintip' hari baik buat mengangkat Si Bung yang satu ini sebagai warga kehormatan Betawi. Seperti diutarakan ketua panitia, M. Hud, di Jakarta inilah Adam Malik terbentuk menjadi tokoh perjuangan kemerdekaan dengan segala suka dukanya. "Bayangin, Wakil . Presiden kita ini dulu pernah dagang buku di daerah Senen," katanya. Adam Malik tersenyum. Dan Masagung yang hari itu pakai selendang haji -- yang dulu juga dagang di K-5 sebelum punya toko Gunung Agung, juga tersenyum. Ketua Umum Kerukunan Masyarakat Betawi H. Maulana Said lalu menyerahkan sebuah piagam, seperangkat pakaian adat Betawi asli komplit dengan sebilah golok dan terompah. Artinya sah sudah Adam Malik menjadi Babe Betawi. Babe Adam didampingi gubernur Tjokropranolo -- yang juga sudah dijuluki masyarakat Betawi sebagai Babe Nolly tempo hari. Dan sebelumnya Ali Sadikin waktu menjabat gubernur DKI disahkan memangku gelar Bang Ali dan isterinya dijuluki Mpok Nani.