"SAYA tidak bisa jogging. Orang-orang Jepang itu berjejal seperti tembok di muka saya," keluh Madonna dua pekan lalu di Jepang. Inilah acara pentas rock pertama bagi Madonna, setelah dia jadi bintang, di Negeri Matahari. Dua tahun yang lalu, dia masih bisa menikmati Tokyo sebagai turis, bebas dari penggemar dan wartawan. Di Hotel Okura, tempatnya menginap, selalu saja ada wartawan menungguinya. Dan begitu pintu kamarnya terbuka, wo wartawan dan sejumlah fans langsung saja merubung penyanyi yang pernah berpose tanpa busana ini. Kalau toh ia nekat lari, orang-orang akan mengikuti dari belakang, yang membuat dia merasa risi. Konser rocknya itu sendiri hampir saja ricuh. Promotor mengundurkan acara sehari sewaktu acara malam Minggu dua pekan lain, gara-gara hujan dan angin keras. Setelah promotornya kena gampar pers Jepang, kemudian giliran si penyanyi. Nyanyian Madonna tak bermoral dan kacau, tulis pers Jepang. Itu terutama untuk syair lagu Papa Don't Preach, yang dinyanyikan dengan gaya nakal, dengan suara merayu. Isi syair, permohonan seorang remaja yang hamil karena "kecelakaan", agar diizinkan menikah dengan bapak anak dalam kandungannya. Madonna tak mau kalah. Balasnya dalam wawancara, "Kalau mereka tidak mengerti arti lagu itu, berarti mereka juga tidak mengerti banyak hal dalam hidup."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini