PARA demonstran berteriak-teriak di halaman kantor pusat PT
Caltex Pacific Indonesia (CPI) di Jl. Kebon Sirih, Jakarta.
Mereka mencoreti tembok dan mobil-mobil yang lagi diparkir
dengan macam-macam slogan. Mereka juga membawa poster-poster
yang menuntut maskapai minyak AS itu diambil-alih. Suasananya
hampir tak terkendalikan hingga Julius Tahija, pimpinan Caltex,
khawatir kantornya dibakar demonstran yang mengaku dari Perbum
(Persatuan Buruh Minyak) Indonesia.
Maka seorang laki-laki jangkung, berkacamata, dengan potongan
rambut tentara (crew-cut) ditugaskan menenangkan demonstran. Di
luar dugaan, dia berhasil. Semua itu terjadi sekitar 14 tahun
silam. Seperti dikenang Tahija kini Ketua Dewan Komisaris PT CPI
di Hilton Executive Club Jakarta pekan lalu dalam pesta
perpisahan melepas Sultan Maimoen, pria jangkung itu.
Banyak wartawan dan orang humas hadir malam itu. Maimoen, (55) -
yang biasa dipanggil 'Bob' -- selama hidupnya hanya mengabdi di
dua bidang: pers dan humas (public relations). Bob dulu
mahasiswa kedokteran, terjun ke bidang pers di Jakarta dan ikut
hijrah ke Jogyakarta semasa revolusi. Pengalaman jurnalistiknya
sejak 1945 dimulai di harian Berita Indonesia di Jakarta,
mingguan Perintis di Solo, harian Nasional di Jogya dan Semarang
dan terakhir, sejak Juni 1950, selama 4 tahun menjabat sebagai
Redaktur Pelaksana Harian Indonesia Raya.
Pindahnya Bob ke dunia humas di Caltex, seperti dikatakannya
kepada TEMPO, "merupakan suatu putusan yang berat." Tapi bagi
Caltex, itu merupakan langkah penting. Kata Harun Alrasyid, kini
Ketua Dewan Direksi PT CPI yang mengganti Tahija, "Bob adalah
karyawan Indonesia pertama yang memilih profesi kehumasan di
Caltex. Dan berpensiunnya Bob akan tercatat sebagai kepergian
salah seorang perintis .... "
Sebagaimana lazimnya di perusahaan Amerika, kedudukan seorang
humas teramat penting. Dan Maimoen, seperti dikenang Tahija,
selalu harus terbang ke Singapura sebelum boss pulang ke Jakarta
untuk "mem-brief saya tentang situasi terakhir baik di dalam
maupun di luar Caltex."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini