Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Perpisahan

Pt caltex pacific indonesia mengadakan perpisahan dengan sultan maimoen, 55, sebagai perintis profesi kehumasan di caltex. maimoen pernah menjadi redaktur pelaksana "harian indonesia raya".

24 Desember 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PARA demonstran berteriak-teriak di halaman kantor pusat PT Caltex Pacific Indonesia (CPI) di Jl. Kebon Sirih, Jakarta. Mereka mencoreti tembok dan mobil-mobil yang lagi diparkir dengan macam-macam slogan. Mereka juga membawa poster-poster yang menuntut maskapai minyak AS itu diambil-alih. Suasananya hampir tak terkendalikan hingga Julius Tahija, pimpinan Caltex, khawatir kantornya dibakar demonstran yang mengaku dari Perbum (Persatuan Buruh Minyak) Indonesia. Maka seorang laki-laki jangkung, berkacamata, dengan potongan rambut tentara (crew-cut) ditugaskan menenangkan demonstran. Di luar dugaan, dia berhasil. Semua itu terjadi sekitar 14 tahun silam. Seperti dikenang Tahija kini Ketua Dewan Komisaris PT CPI di Hilton Executive Club Jakarta pekan lalu dalam pesta perpisahan melepas Sultan Maimoen, pria jangkung itu. Banyak wartawan dan orang humas hadir malam itu. Maimoen, (55) - yang biasa dipanggil 'Bob' -- selama hidupnya hanya mengabdi di dua bidang: pers dan humas (public relations). Bob dulu mahasiswa kedokteran, terjun ke bidang pers di Jakarta dan ikut hijrah ke Jogyakarta semasa revolusi. Pengalaman jurnalistiknya sejak 1945 dimulai di harian Berita Indonesia di Jakarta, mingguan Perintis di Solo, harian Nasional di Jogya dan Semarang dan terakhir, sejak Juni 1950, selama 4 tahun menjabat sebagai Redaktur Pelaksana Harian Indonesia Raya. Pindahnya Bob ke dunia humas di Caltex, seperti dikatakannya kepada TEMPO, "merupakan suatu putusan yang berat." Tapi bagi Caltex, itu merupakan langkah penting. Kata Harun Alrasyid, kini Ketua Dewan Direksi PT CPI yang mengganti Tahija, "Bob adalah karyawan Indonesia pertama yang memilih profesi kehumasan di Caltex. Dan berpensiunnya Bob akan tercatat sebagai kepergian salah seorang perintis .... " Sebagaimana lazimnya di perusahaan Amerika, kedudukan seorang humas teramat penting. Dan Maimoen, seperti dikenang Tahija, selalu harus terbang ke Singapura sebelum boss pulang ke Jakarta untuk "mem-brief saya tentang situasi terakhir baik di dalam maupun di luar Caltex."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus