EMIL Salim, Menteri PPLH, dan Kolonel R. Soegijono, Walikota
Malang, termasuk di antara 10 "lelaki berpakaian terbaik" 1979
yang dipilih oleh sebuah panitia.
"Yah, istri saya memang lebih banyak berperanan," ujar Emil,
setelah sebelumnya menyebut hasil pemilihan yang diumumkan 1
April di Jakarta itu sebagai "surprise juga bagi saya." Ia
pribadi mengaku tidak punya keistimewaan apa-apa dalam hal
berpakaian. "Yang fungsional saja," katanya. "Kalau kita naik
sepeda pagi misalnya, 'kan nggak cocok kalau pakai batik."
Tidak mempunyai warna favorit, menyukai bahan yang tak cepat
lusuh, Emil memensiunkan pakaiannya, terutama celana, "kalau
bagian belakangnya sudah mulai belel."
Sedang Soegijono, yang juga terkejut, menunjuk Agni Rumambi,
istrinya, sebagai yang lebih pantas terpilih. "Apa tidak keliru
itu. Mestinya 'kan dia," katanya. Sebab Walikota Malang sejak 6
tahun lalu itu sebenarnya lebih beken sebagai "koboi".
Kesukaannya berkeliling kota naik becak dengan hanya bersandal,
bahkan sering menghadiri rapat resmi dengan pakaian ala kadarnya
jauh dari sebutan "pria berbusana terbaik."
Tapi kalau menghadiri pesta atau perayaan tertentu, ia memang
necis. Ia pun ternyata seorang "perancang mode". Dalam 2 tahun
terakhir ini, baju batik "ciptaan"nya telah menjadi mode di
kalangan atas di Surabaya. Dengan lengan panjang komprang tanpa
krah, baju itu gombrong sampai ke lutut dengan sabuk mirip baju
karate. Dan ternyata, "ilhamnya memang dari baju karate," tutur
Soegijono. Maklumlah, ia juga pembina karate di Jawa Timur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini