WABAH misterius pernah melanda kota Sverdlovsk di Uni Soviet
April 1979. Dunia luar mencurigai penyebab wabah itu. Amerika
Serikat terutama sekali menuduh pihak Soviet sedang
mengembangkan senjata biologis, suatu pelanggaran internasional.
Tahun 1972, PBB mensponsori suatu perjanjian yang ditandatangani
oleh lebih 85 negara. Mulai berlaku tahun 1975, perjanjian ini
melarang produksi, penyimpanan dan pengembangan senjata biologis
dan mengharuskan pemusnahan semua persediaan yang terhimpun
selama ini.
Bersamaan dengan tuduhan AS itu, di Jenewa Maret lalu bersidang
sebuah konperensi yang menilai hasil perjanjian 1972 itu.
Digambarkannya suatu kecelakaan telah terjadi pada sebuah pabrik
senjata biologis dekat Sverdlovsk, kota industri sekitar 900 mil
sebelah timur Moskow. Penduduk yang berada di dekatnya atau yang
lewat di situ telah mendadak sakit. Ada yang semaput sebelum
sempat dibawa ke rumah sakit. Ratusan orang akhirnya meninggal
dunia.
Uni Soviet tidak menyangkal bahwa penduduk Sverdlovsk pernah
terserang wabah, tapi disebabkan anthrax, suatu penyakit yang
umumnya menyerang ternak. Dijelaskannya bahwa wabah itu berasal
dari daging persediaan di kota itu yang tercemar kuman anthrax.
Namun pekan lalu pemerintah AS masih belum percaya. Wabah itu
menyerang saluran pernapasan. Kalau memang wabah itu disebabkan
"daging busuk", demikian sumber intel AS, mestinya timbul gejala
anthrax saluran makanan. "Tidak diragukan lagi bahwa orang
Soviet itu membohong."
Penyakit anthrax, yang ditimbulkan acilus anthracis, dalam
keadaan tertentu bisa menyerang manusia, tapi sumbernya selalu
ternak. Di Sverdlovsk, menurut versi resmi Soviet, memang ada
ternak yang terserang anthrax telah disembelih dan dagingnya
telanjur dijual. Akibatnya, infeksi pada manusia bisa terjadi
melalui kulit, melalui saluran makanan atau melalui saluran
pernapasan, terkadang menyebabkan kematian.
Kuman anthrax tergolong anerobik, tidak berdaya dalam lingkungan
oksigen. Kalau kuman itu bebas di udara, ia segera berubah
menjadi spora yang tidak membahayakan. Tapi bila spora itu
terhirup atau masuk ke dalam tubuh melalui luka kecil, ia segera
berubah kembali menjadi kuman ganas dan berkembang biak dengan
pesat.
Tapi kuman itu tidak selalu dikembangkan dalam laboratorium.
Contoh Gerilya Vietnam pernah mempergunakan pasak bambu yang
ditanam, sedang ujungnya yang runcing dicelup dalam kotoran
binatang. Maksudnya menghadang patroli tentara Amerika dan
Vietnam Selatan.
Lebih Berhasil
Sejak zaman kuno manusia sudah menggunakan senjata biologis
untuk menyebar penyakit di kalangan musuh. Dalam pertempuran
ditembakkan bangkai binatang ke dalam pertahanan musuh agar
penyakit berjangkit. Kasus yang paling tersohor ialah pemukiman
orang Genoa (berasal dari Italia Barat Laut) di semenanjung Krim
ketika diserbu orang Mongol di tahun 1347. Tentara Mongol
melemparkan jenazah yang terserang wabah ke dalam pertahanan
orang Genoa. Kumannya segera menelan puluhan korban. Orang Genoa
yang masih bisa menyelamatkan diri, berlayar pulang ke negeri
mereka di Italia, membawa serta kuman pes. Kemudian wabah
melanda pula daratan Eropa, bahkan menjalar ke Afrika Utara.
Wabah itu berlangsung sampai tahun 1351 dan menyebar sampai di
negara Baltik, Skandinavia, Jerman dan lnggris, merebut ratusan
ribu nyawa. Bencana ini kemudian dikenal sebagai "Maut Hitam"
yang, menurut perkiraan, menghabiskan 1/3 penduduk Eropa ketika
itu.
Sudah sejak tahun 1868 sejumlah perjanjian berusaha membatasi
dan melarang penggunaan senjata biologis dalam peperangan. Namun
pelanggaran tetap saja terjadi. Misalnya, dalam Perang Dunia I
tentara Jerman menginfeksi barisan kuda kavaleri Rumania dengan
bakteri Actinobacillus mallei, penyebab penyakit glanders, yang
memang sering menyerang kuda dan sejenisnya. Penyakit ini bisa
menular kepada manusia, menyebabkan cacat dan borok, terutama di
daerah saluran getah bening.
Melaksanakan perang kuman tidaklah semudah diduga orang.
Penggunaan kuman dalam perang ternyata lebih berhasil terhadap
ternak peliharaan manusia. Tapi terhadap tentara musuh, hasil
efektif dalam abad ke-20 ini belum diketahui. Mungkin saja kuman
itu disebar ke daerah musuh, tapi sulit menjamin bahwa kuman itu
menimbulkan efek yang diharapkan. Ini tergantung dari berbagai
faktor seperti fasilitas dan pelayanan kesehatan yang tersedia,
dan dari adanya berbagai rintangan alamiah yang harus bisa
diatasi kuman itu. Inilah yang diteliti di laboratorium
tertentu, dengan harapan menemukan jenis kuman melalui pembiakan
dan mutasi, yang mampu mengatasi segala rintangan yang mungkin
ada.
Agaknya Amerika Serikat lebih menaruh harapan pada senjata
kimia. Bersamaan denan tuduhannya terhadap Uni Soviet, Pentagon
berusaha mendapat persetujuan Kongres AS untuk senjata baru
mereka. Ini meliputi penggunaan dua macam gas yang masing-masing
tidak membahayakan, tapi menjadi gas saraf yang amat beracun
bila keduanya digabungkan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini