Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

tokoh

Putri Handayani Ajak Anak Perempuan Belajar Teknologi

Pendaki gunung Putri Handayani mengajak anak perempuan di kaki gunung mempelajari sains dan teknologi.

14 April 2024 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PENDAKI gunung Putri Handayani memilih keluar dari pekerjaannya di perusahaan pengeboran minyak lepas pantai di Qatar demi berfokus pada kegiatannya di Indonesia. Saat ini perempuan yang lahir di Serdang Bedagai, Sumatera Utara, 28 Maret 1983, itu sedang mengerjakan sejumlah proyek di Tanah Air, antara lain Jelajah Putri dan Jejak Baik Indonesia. Dia juga tengah menyusun buku sains untuk anak-anak.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Putri menjelaskan, program Jelajah Putri berfokus pada tema berbakti dan bertualang dengan semangat perempuan can do it all. Program ini sebenarnya terdiri atas dua proyek besar, yakni petualangan serta sains dan teknologi yang proses belajar-mengajarnya ditujukan bagi anak-anak perempuan di kaki gunung. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Turunan dari program tersebut, sekarang tim saya lagi bikin buku cerita anak dengan tema sains dan teknologi. Tapi platformnya tentang aktivitas serta petualangan saya sebagai engineer dan pendaki gunung,” kata alumnus University of Pittsburgh, Amerika Serikat, ini.

Putri mengungkapkan, programnya itu berangkat dari kegelisahan dia sebagai insinyur yang mendapati masih sedikit perempuan yang bekerja di bidang sains dan teknologi. “Saya ingin mereka tertarik bekerja sebagai insinyur. Lalu kenapa diterapkan di kaki gunung? Karena perempuan di sana masih banyak yang belum mendapatkan pendidikan secara khusus tentang sains,” ujar pendaki yang telah menggapai puncak Gunung Kilimanjaro, Elbrus, Denali, Aconcagua, dan Carstensz Pyramid itu.

Adapun proyek keduanya yang dia rintis pada 2019, Jejak Baik Indonesia, berfokus pada korban kekerasan seksual dengan menggunakan metode wilderness adventure therapy. Ini merupakan terapi yang dilakukan di hutan atau alam untuk masalah psikologis tertentu. 

“Sebenarnya bukan hanya untuk korban kekerasan seksual, terapi itu juga bisa digunakan untuk peer group lain, seperti anak-anak berkebutuhan khusus dan anak-anak yang terlibat masalah narkotik. Hanya, pilot project-nya berfokus pada anak-anak korban kekerasan seksual dulu,” ucap perempuan bernama lengkap Diansyah Putri Handayani itu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Di edisi cetak, artikel ini terbit di bawah judul "Ajak Anak Perempuan Belajar Teknologi"

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus