Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Demi Seni Merajah Tubuh

Atlet-atlet ini merajah tubuhnya dengan tulisan nama hingga lambang garuda. Ada yang mendapat tentangan dari orang tua.

23 Oktober 2021 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Pebola voli putri nasional Yolla Yuliana. Dok. Putri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Atlet voli putri Yolla Yuliana membuat tato bertulisan namanya di bagian atas dadanya saat di Bali.

  • Asisten pelatih tim nasional polo air Benny Respati merajah tubuhnya dengan perpaduan lambang garuda dan logo Permias.

  • Agar tak ditentang orang tua, pebasket putri Natasha Debby Christaline membuat tato inisial keluarga.

STIGMA negatif terhadap orang bertato tak menghalangi Yolla Yuliana merajah tubuhnya. Berawal dari kepergiannya ke Bali pada 2011, atlet voli putri itu memutuskan membuat tato bertulisan "Yuliana" di bagian atas dadanya. "Saya terbawa suasana saat liburan di Bali. Sejak itu ketagihan terus untuk menato tubuh," ujar Yolla, 27 tahun, pada Rabu, 20 Oktober lalu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kecintaan pada dunia voli ditunjukkannya ketika membuat tato keduanya untuk menyambut kompetisi bola voli Proliga 2013. Yolla yang saat itu memperkuat tim Jakarta BNI 46 merajah bagian leher belakangnya dengan tulisan "Dream, Believe, and Make it Happen" sebagai motivasi untuk menghadapi kompetisi bola voli putri. Ia juga memiliki tato di bagian ujung telinga kanannya yang bergambar simbol cinta dengan warna merah jambu. Tato keempatnya tergores di pinggang dengan gambar bulu unggas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Atlet yang memperkuat tim nasional bola voli putri saat merebut medali perunggu SEA Games 2013 dan 2015 serta medali perak SEA Games 2017 ini mengaku tak kesulitan meyakinkan orang tuanya ketika membuat tato. Sebab, ia dianggap sudah dewasa dan berhak menentukan pilihan sendiri. Yolla enggan mempedulikan anggapan orang lain yang masih menilai tato negatif. "Kalau mau meyakinkan orang lain sih enggak bisa, ya, karena itu pikiran mereka. Toh, saya membuat tato juga bukan untuk kriminal," tuturnya.

Benny Respati. Dok. Pribadi

Bagi asisten pelatih tim nasional polo air Benny Respati, tato bergambar garuda di punggungnya memiliki makna mendalam. Pria berusia 37 tahun ini bercerita tatonya dibuat di Amerika Serikat pada akhir 2010. Saat itu ia merasa perlu mengabadikan identitas sebagai orang Indonesia setelah tinggal selama tujuh tahun di Negeri Abang Sam. "Saya bikin tato garuda ketika mau pulang ke Indonesia," ujar Benny saat dihubungi Tempo, Rabu, 20 Oktober lalu.

Pelatih yang sukses mengantarkan anak asuhnya meraih medali emas di SEA Games 2019 ini tertarik membuat tato Garuda Pancasila dengan konsep tribal. Namun Benny memodifikasinya sehingga memuat kenangan semasa ia tinggal di Amerika, yaitu dengan menggabungkan logo Perhimpunan Mahasiswa Indonesia di Kota Los Angeles (Permias Los Angeles) dengan lambang lima sila. "Logo Permias Los Angeles yang bagian perisainya dari Pancasila," ucap Benny, yang menyumbangkan medali perak pada SEA Games 2015 dan 2017 saat menjadi atlet.

Karena keunikan rajah itu, Benny sampai harus menjelaskan makna tatonya ketika berfoto bersama Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani serta Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasona Laoly ketika mereka menyaksikan SEA Games 2017 di Kuala Lumpur. "Saya sempat dibilang nasionalis karena punya tato garuda di punggung," ujarnya.

Benny Respati. Dok. Pribadi

Benny sempat ditentang orang tuanya karena ingin merajah tubuh. Tapi hasratnya untuk menggoreskan identitas Indonesia pada tubuhnya tak terbendung. Ia menceritakan, selama menetap di Amerika, sebagian besar warga di sana mengenal Indonesia hanya seputar teror bom dan Bali sebagai tempat wisata favorit. "Karena itu, saya ingin menunjukkan bahwa ada atlet renang dan polo air asal Indonesia yang bermain di Amerika sehingga bisa merasa bangga," ucap Benny.

Atlet basket putri, Natasha Debby Christaline, juga harus meyakinkan orang tuanya ketika pertama kali memiliki tato. Sempat takut dan ragu, ia membuat tato bergambar pena bulu ketika menjalani pemusatan latihan nasional bola basket di Surabaya untuk persiapan menuju SEA Games 2013. "Orang tua sempat marah ketika pertama mengetahui aku bertato," ujar Debby kepada Tempo, Rabu, 20 Oktober lalu.

Atlet basket putri Natasha Debby Christaline. Dok. Pribadi

Ia mencoba meluluhkan hati orang tuanya dengan membuat tato bergambar angka yang menunjukkan tahun kelahiran ayah dan ibunya. Debby juga merajah lengan kirinya dengan gambar keponakannya sedang bermain dengan seekor anjing.

Sudah ada delapan tato yang kini menghiasi tubuhnya. Meski begitu, orang tuanya tetap beranggapan negatif terhadap perempuan bertato. "Tapi saya menenangkan mereka dengan mengatakan enggak bakal bikin banyak tato, lalu membuat tato dengan inisial keluarga," ujar atlet peraih medali perunggu pada SEA Games 2017 ini.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus