Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menteri Pariwisata Arief Yahya harus masuk ke semua kalangan untuk menggalang dukungan membangun destinasi pariwisata Indonesia. Pada akhir Mei lalu, dia hadir dalam seminar Peran Gereja Mendukung Badan Pariwisata Danau Toba, yang digelar Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP) Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. "Program kami memang merangkul semuanya," ujar Arief saat ditemui di Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, Senin tiga pekan lalu.
Menurut dia, peran para ulama dan tokoh agama tak bisa diabaikan karena pengaruh mereka sangat besar. Sebab, kata dia, sektor pariwisata sangat berkaitan dengan kebudayaan masyarakat setempat. Ia mengatakan pendekatan kultural, termasuk kultural keagamaan, akan sangat efektif. "Maka kami undang semua pihak untuk memberi masukan. Ulama, pendeta, tokoh-tokoh itu harus kita dengar," ucapnya.
Setelah bertemu dengan pihak HKBP, Arief mengantongi dukungan dari komunitas gereja itu, yang mendukung penetapan Danau Toba sebagai destinasi utama pariwisata nasional. Ia menargetkan hingga 2019 kawasan Danau Toba bisa mencatat total kunjungan wisatawan mancanegara hingga 1 juta orang, dari angka saat ini yang baru sekitar 250 ribu orang.
Arief sudah merencanakan penetapan 3A dalam pembangunan Danau Toba sebagai kawasan wisata utama, yaitu atraksi dengan menetapkan Toba Supervolcano Geopark sebagai atraksi utama. Lalu akses dengan membangun jalan tol dari bandar udara ke Danau Toba dan amenitas, yaitu menyediakan 500 hektare lahan untuk kawasan resor.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo