Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SEJAK menjadi salah satu pemimpin Komisi Pemberantasan Korupsi pada akhir tahun lalu, Alexander Marwata merindukan kereta rel listrik (KRL). Sebab, mantan hakim ad hoc tindak pidana korupsi Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ini kini tak bisa bebas naik KRL. Setiap pergi-pulang kantor dari rumahnya di Serpong, Tangerang Selatan, pria 48 tahun ini selalu diantar-jemput mobil dinas.
"Terus terang merasa capek bukan karena pekerjaan, melainkan gara-gara macet setiap hari yang bikin senewen. Rasanya jadi capek banget," ujar Alexander kepada Tempo, Selasa dua pekan lalu.
Ketika masih aktif menjadi hakim, pria yang akrab disapa Alex ini mengatakan tak mengalami masalah menjalani persidangan hingga larut malam. Ia juga tak pernah merasa lelah atau sakit.
Alex terbiasa naik KRL sejak masih kuliah di Universitas Indonesia serta bekerja di kantor Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan pada 1995. Dia sudah mengalami pelbagai perubahan layanan KRL di jalur Serpong-Jakarta. Ketika layanan dan fasilitas KRL Commuter Line makin baik, Alex hampir tak pernah berpikir untuk berangkat kerja naik kendaraan pribadi.
Suatu waktu, mobil dinas yang ditumpanginya terjebak macet di dekat Stasiun Palmerah, Jakarta Barat. Ia langsung mengajak ajudannya turun dan lanjut pulang ke rumah naik kereta. "Dua puluh menit sampai di Jurang Mangu," ucapnya.
Ketika masih menjadi hakim, Alex kerap menunggu kereta di Stasiun Palmerah untuk pulang ke rumahnya. Ia naik taksi dari kantornya. Sedangkan dari rumah ke Stasiun Jurang Mangu, ia naik sepeda motor. "Sekarang motor gue nganggur tuh," katanya berseloroh.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo