Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Reuni dengan keluarga neneknya

Ketua umum PDI, Megawati Sukarnoputri sembahyang seperti umat hindu di merajan eyang putrinya, ida ayu rai srimben. ia menagis di hadapan keluarga besar banjar baleagung, buleleng, bali. pertemuan itu dianggap reuni keluarga

5 Maret 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MEGAWATI Sukarnoputri menangis. Mata-nya terus berkaca-kaca dan suaranya lirih. "Banteng betina" ini lunglai di hadapan keluarga besar Banjar Baleagung, Kabupaten Buleleng, Bali. Hari itu, Senin pekan lalu, Ketua Umum PDI ini bersembahyang di merajan (pura keluarga) eyang putrinya. Ia melakukan sembah kepada leluhurnya, sebagaimana biasa yang dilakukan pemeluk Hindu di Bali. Nenek Megawati, yakni ibunda Bung Karno, memang berasal dari sana. Mbak Ega -- demikian Megawati dipanggil -- ditemani kerabat keluarganya yang asal Bali. Ini sekaligus reuni karena, kata Mbak Ega, mereka jarang berjumpa. Di situ telah hadir nenek- nenek Mbak Ega yang lain, yakni Made Wati, 90 tahun, dan Luh Wati, 70 tahun. Kedua orang tua yang merupakan keluarga dekat Ida Ayu Rai Srimben -- nama nenek Megawati -- ini menghadiahkan sebentuk cincin untuk Mbak Ega. Megawati tak banyak bicara selama berada di tanah leluhur neneknya. Namun, esoknya, di depan lebih dari lima ribu massa PDI di Gianyar, Mbak Ega baru menceritakan masa kecilnya yang akrab di Bali. "Bali ini rumah saya. Keluarga saya ada di Buleleng," katanya. Lalu ia bercerita bagaimana ia digendong Bung Karno bergaul dengan masyarakat desa, mendengarkan suara gamelan, mendengarkan kidung-kidung Weda. Bung Karno bercerita tentang kejayaan Majapahit dan dibandingkan dengan Bali yang tertib, aman, dan berdenyut ekonominya. "Sekarang, manakah suara-suara surga dari gamelan, manakah kidung-kidung dari Weda-Weda? Mana sawah-sawah yang menghampar? Kepariwisataan Bali sudah jenuh," katanya berapi-api. Sambutan masa pun bergemuruh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus