A pes betul nasib Silvi Antarini, 19 tahun. Lagi asyik-asyiknya berlatih di pelatnas dalam rangka membela negara, eh, rumah yang ditinggali orang tuanya di Kampung Sawah, Jakarta Barat, sejak Maret lalu, malah kena gusur. Silvi tidak cuma pusing karena orang tuanya jadi telantar, tapi juga sedih karena 13 medali yang diperolehnya dari arena badminton raib ditelan reruntuhan bangunan.
Tapi, yang pasti, tiap kejadian ada hikmahnya. Peristiwa penggusuran ini, menurut dia, menjadi pelecut untuk terus berprestasi, setidaknya untuk mengganti medali-medali yang hilang, dan yang paling penting bisa mendapatkan hadiah banyak untuk membeli rumah. "Jangankan beli rumah, tabungan saya untuk membeli sepeda motor pun belum bisa," katanya.
Prestasi Silvi memang belum seberapa. Namanya masuk pelatnas saja baru Juli lalu. Sebelumnya, dia bergabung di Jaya Raya dan tak pernah ikut pertandingan luar negeri. Toh, itu bukan halangan. Kalau dia makin jago, duit pun bakal segera menggunung. Bukan mustahil, kerja kerasnya itu bisa manghasilkan uang untuk membeli rumah pinjaman dari Ciputra—bos PB Jaya Raya, klub Silvi—di Cikupa, Tangerang, yang kini ditempati kedua orang tuanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini