SEBUAH televisi berwarna, tupe deck berikut sound
system-nya serta beberapa permata dalam lemari, milik
produser/bintang film Tuty S. lenyap digasak maling di rumahnya
di Cikini Raya, Jakarta.
Kesialan di pagi 26 November itu ditaksir menelan Rp 5
juta. Tapi bagi janda berusia 44 tahun itu, yang paling berharga
adalah "nilai kenangan permata-permata itu," ujarnya. "Itu
peninggalan bekas suami saya, Suprapto, dan almarhum Yunus."
Pantas, ketika hendak berangkat ke Singapura 23 November
untuk mengikuti Festival Film ASEAN, "ada keragu-raguan." Pada
hari si maling beraksi, perasaan Tuty pun tak enak. Tapi ia
hanya menduga mungkin Deasy, anaknya yang dikawini sutradara Bay
Isbahi, akan segera melahirkan. Ia pun menelepon ke Jakarta.
lernyata si cucu belum nongol. Pintu rumahnyalah yang bobol.
Tanpa sempat beli apa-apa, juga karena acara di sana
dianggapnya tak menarik, ibu dua orang anak itU pun pulang -- 29
November. Langsung ke rumah sakit Cikini menjenguk Deasy.
Beberapa menit kemudian orok itu lahir, perempuan. "Seolah-olah
hanya mau lahir jika saya saksikan," ucap nenek yang jadi punya
4 orang cucu itu: 2 dari Deasy, 2 dari Gatot yang menikah dengan
Lenny Marlina. Kehadiran cucu baru itu "telah melipur hati saya
dari kehilangan itu."
Tuty sendiri belum berniat kawin lagi. "Saya sedang jenuh
dengan laki-laki." Namun belakangan, ia giat menguruskan badan.
Kini beratnya 56 kg. Sebelum itu 63 kg. "Saya masih ingin main
film," katanya. Tapi, "tidak dengan peran yang tak senonoh
lagi."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini