Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Tentang film walisongo

Tentang dengar pendapat di dpr ketua umum mui buya hamka menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pembuatan film walisongo, kalau semata-mata didasarkan atas 'dawuh'. (pt)

13 Desember 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"MASYARAKAT kita nggak pernah siap dengan sikap budaya yang baik. Agaknya setiap ada ide besar, yang polemistis, selalu dilarang dulu dengan segala macam alasan," ujar Sjuman Djaya kesal. Diketahui, dalam acara dengar pendapat di DPR, 18 November, Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Buya Hamka tetap menyatakan ketidaksetujuannya terhadap pembuatan film Walisanga -kalau semata-mata didasarkan atas "dawuh". Bahkan Buya menegaskan "Saya akan melawan dengan propaganda jika hal itu diteruskan." Sjuman, yang akan menulis skenario dan menyutradarainya, penasaran. "Pokoknya baca dulu skenarionya, nanti," katanya. "Sesudah mempelajari skenarionya barulah orang bisa menilai. Apakah saya berkufur-kuJur atau berasio-rasio," sambungnya. "Kalau saya bablul, sebutlah saya bahlul. Tapi sebaliknya, kalau baik sebut juga bahwa Sjuman baik." Kufur artinya sikap kafir, sedang bahlul itu goblok. Ia sendiri menyatakan tak berkeberatan kalau skenarionya dibaca MUI dulu--atau seandainya MUI memasukkan beberapa tambahan. "Asal saja jangan menyuruh saya bikin film yang berkhutbah." Toh Sjuman mengatakan sendiri, bahwa yang berwenang meneliti skenario hanyalah Deppen. "Apakah Deppen akan konsultasi dcngan MUI, itu urusan Deppen. Kalau ditolak, maka yang menolak adalah Deppen," katanya. "Saya keberatan kalau skenario harus disensur MUI. Namun, skenario itu ternyata belum juga dibikin. Malah ia tengah sibuk mempersiapkan film lain, Bukan Sandiwara, tentang inseminasi buatan, katanya. "Inseminasi buatan merupakan shock -hingga kalau secara budaya kita belum siap, bahaya sekali itu," ungkapnya. Lalu kapan Walisanga digarap? "Saya belum tahu. Selama masyarakat masih diliputi penyakit prasangka, saya lebih baik diam dulu," dalihnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus