APA arti Nindyokirono ? Menurut ahli bahasa Sanskerta dan Jawa Kuno, Joodkali Padmopuspito, kata itu berarti "cahaya yang cacat". Koran Buana Minggu memuat pendapat ini dalam terbitannya akhir bulan lalu. Kata nind dalam bahasa Sanskerta berarti cacat, cela, cerca, hina. Kirono memang berarti sinar atau cahaya. Yang punya nama indah itu pun jadi blingsatan. "Muka saya sampai merah padam membaca berita itu. Itu artinya sama saja dengan menghina saya," kata K.R.Ay. Nindyokirono di Bangsal Kencono, Keraton Yogya, Kamis malam pekan lalu, ketika berlangsung peringatan 40 hari wafatnya Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Nindyokirono, yang biasa dipanggil Norma, mengaku sakit hati. "Saya ini 'kan baru sedih karena kehilangan Bapak, satunya-satunya orang yang paling saya cintai. Eh, malah ditambah lagi berita koran yang macam-macam," katanya kepada Heddy Lugito dari TEMPO. Padahal, kata Norma, suaminya memberikan arti yang baik pada nama itu. "Saya sudah membaca di catatan harian Bapak yang menulis tentang nama saya. Menurut Almarhum Bapak, Nindyokirono itu artinya cahaya yang sempurna," katanya. Anehnya, kata Norma lagi, pendapat yang sebaliknya itu dilontarkan orang setelah Sultan almarhum. "Sewaktu Bapak masih hidup, tak ada orang yang berani mengusik-usik arti nama saya. Setelah orangnya tiada, baru diributkan." Akankah Norma akan menuntut koran itu atau ahli bahasa Sanskerta itu? Tidak. "Meskipun hati saya disakiti, saya tidak akan menuntut koran itu. Buat apa ngurusi berita koran. Namanya saja koran, kalau diladeni, ya, menjadi-jadi," kata wanita kelahiran Mentok, Pulau Bangka ini bersemangat. Bagus, artinya seperti "Bapak", lebih baik diam.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini