Pengunduran diri Harun Alrasid dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) karena partai yang diwakilinya, Partai Ummat Islam, gagal memperoleh suara 2 persen, patut diacungi jempol.
Langkah Harun Alrasid semestinya diikuti oleh partai lain yang kemungkinan perolehan suaranya tidak lebih dari 2 persen. Tidak perlu ngotot seperti sikap Agus Miftach dari Partai Rakyat Indonesia (Pari) dan Clara Sitompul, wakil Partai Kristen Nasional Indonesia (Krisna), yang justru mempengaruhi kinerja KPU.
Boleh saja partai ”gurem” bertahan sampai masa kerja KPU diakhiri. Namun, bercokolnya mereka di KPU jangan dilandasi niat mencari rezeki dan kursi di parlemen dengan berbagai cara.
Negara kita membutuhkan orang-orang berjiwa besar, sportif, dan punya budaya malu. Bravo, Profesor Harun.
Sony Elviansyah
Ceger, Jakarta Timur
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini