Selektif Di Media Sosial

Setelah tak menjabat Ketua Mahkamah Konstitusi, Mahfud Md. aktif berkomunikasi via media sosial, khususnya Twitter. Dengan pengikut lebih dari 1,2 juta, ia aktif menjawab beragam pertanyaan dari netizen. "Tapi, kalau pertanyaannya memancing kegaduhan, saya blokir," katanya ketika dihubungi Tempo pada Selasa pekan lalu.

Pria 59 tahun ini biasanya mengecek pengikut akun yang bersangkutan, yang terkadang mencaci pemerintah. Kalau pengikutnya nol atau hanya sedikit, ia akan memblokirnya. "Tak saya balas karena bisa jadi masalah. Kalau salah balas, nanti bisa menggugat dan sebagainya," ujarnya. Mahfud mengatakan pengguna media sosial mesti lebih dewasa. Menurut dia, sulit menangkal perkembangan media sosial karena teknologi berjalan lebih cepat daripada ketentuan hukum.

Mahfud mengelola sendiri akun Twitternya. Ia membuka akun ketika berada di mobil saat dalam perjalanan menuju kantor. Ia menjelaskan pelbagai hal, dari tenaga kerja asing hingga persidangan Gubernur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama. Ia mengaku tak memperhatikan tweet dari akun robot. Tapi ia selektif menjawab setiap pertanyaan. Komentar tak penting dan nyinyir tak ia gubris. "Kalau direspons, nanti keenakan, apalagi buzzer. Mereka itu ingin menumpang, ingin dikenal oleh follower saya yang sejuta lebih," ujarnya.

Mahfud menggunakan Twitter sejak Juni 2012, tapi mulai aktif setelah pensiun dari MK setahun kemudian. Ia menggunakan media sosial untuk bertukar pikiran sekaligus membuang kejenuhan, seperti saat macet atau menunggu penerbangan.