Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
JAKARTA - Setidaknya 23 orang tewas dalam insiden Zahro Expres awal tahun ini. Menurut Ketua Investigasi Zahro Expres Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) Aldrin Dalimunte, banyak faktor yang bisa menyebabkan tragedi tersebut, dari kurangnya perawatan hingga kesalahan manusia.
Aldrin dan timnya sudah membuat simulasi kecelakaan pada kapal dengan struktur sejenis. Mereka juga mendatangi lokasi pembuatan Zahro Expres. "Kapal ini dibuat di Pulau Harapan, Kepulauan Seribu," kata dia saat dihubungi, Jumat pekan lalu.
Tim Aldrin menduga api yang membakar Zahro berasal dari ruang mesin kapal, khususnya mesin utama serta genset listrik. Dari ruang itulah Jerri Ismayadi, 17 tahun, salah satu korban selamat, mendengar ledakan yang sontak membuat panik para penumpang. Tak sampai lima menit, asap hitam sudah mengepung ruang penumpang di dek pertama. Api dengan cepat merambat ke badan kapal yang terbuat dari kayu berlapis fiber.
"Semua penumpang berebut untuk naik ke dek atas untuk menyelamatkan diri," ujar Jerri. "Tapi tak ada awak kapal yang mengarahkan." Dek pertama kapal ini memiliki dua pintu, yaitu satu di bagian depan dan lainnya di bagian belakang dekat dengan ruang mesin. Adapun dek kedua memiliki dua pintu yang terletak di bagian depan.
Di antara semua kapal kayu yang melayani rute Muara Angke-Tidung, Zahro Expres adalah satu-satunya kapal yang memiliki kabin tertutup dan penyejuk udara. Meski berbeda, kata Aldrin, bukan berarti kapal ini melanggar aturan. "Penggunaan pendingin ruangan sah saja asal tak melanggar ketentuan spesifikasi dan dilakukan perawatan berkala."
Penggerak yang digunakan Zahro bermesin tunggal. Dengan satu mesin, kapal tak akan bisa beroperasi jika terjadi kerusakan mesin.
Ketua KNKT Soerjanto Tjahjono berjanji menuntaskan investigasi kasus ini dalam waktu tiga bulan. INDRI MAULIDAR | REZKI ALVIONITASARI | GANGSAR PARIKESIT | AMRI MAHBUB
Berbahan Kayu Berlapis Fiber
1 Ledakan pertama dari ruang mesin di bagian belakang kapal terdengar setelah kapal 20 menit berlayar dari Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Jakarta Utara. Ruangan ini adalah tempat menyimpan mesin dan genset listrik.
2 Penumpang sontak panik dan berdesak-desakan untuk keluar dari pintu depan, yang hanya satu buah dan cukup untuk satu orang saja.
3 Tak sampai 10 menit, pintu belakang tertutup api. Banyak penumpang yang duduk di bagian belakang terjebak.
Nama Kapal:Zahro Expres
Nakhoda:Mohammad Nali (dijadikan tersangka)
Pemilik:Mutia Prima Yodi (beralamat di Pulau Tidung)
Jenis:Kapal penumpang
Kapasitas:285 penumpang
Tahun Pembuatan:2013
Tonase Kotor:106 ton
Sertifikasi Keselamatan:Berlaku hingga Juni 2017 (Dikeluarkan Syahbandar Pelabuhan Muara Angke)
Manifes Saat Kejadian:
100 orang (tertera dalam surat persetujuan pelayaran)
Jumlah Penumpang :
184 orang(versi Kementerian Perhubungan)
191 orang(versi Direktorat Kepolisian Air Polda Metro Jaya)
Jumlah Korban Tewas :
23 orang
Empat Tahun, Lima Terbakar
Terbakarnya kapal penumpang Zahro Expres di tengah laut menuju Pulau Tidung, Kepulauan Seribu, Jakarta Utara, memperpanjang daftar kecelakaan kapal penumpang di Indonesia. Berikut ini lima peristiwa kebakaran kapal penumpang di Indonesia dalam empat tahun terakhir yang memakan korban jiwa:
1. KM Express Bahari 8C (22 Agustus 2013)
Terbakar di Selat Nasik, Belitung
Pangkal Balam, Pangkal Pinang, Kepulauan Bangka Belitung->
Tanjung Pandan, Belitung
Penumpang: 206 orang
Korban: 6 orang, 12 hilang
2. KM Asia Raya (16 Mei 2015)
Terbakar di perairan Nusa Tenggara Timur
Pelabuhan Tenau, Kupang-> Samarinda, Kalimantan Timur
Membawa 600 ekor sapi, 38 penumpang (termasuk 14 awak kapal dan 24 kleder)
Korban: 1 orang
3. Kapal Gili Cat 2 (15 September 2016)
Meledak di perairan Padang Bai, Tanjung Sari, Karangasem, Bali
Bali -> Gili Trawangan
Penumpang: 35 warga negara asing, 4 awak kapal
Korban: 2 orang penumpang (1 asal Italia dan 1 asal Inggris)
Jailolo, Halmahera Barat -> Kota Ternate, Maluku Utara
Korban: 4 orang, 1 hilang
5. KM Lokon (14 November 2016)
Terbakar di selatan perairan Pulau Masalembo, Sumenep, Jawa Timur
Makassar -> Pelabuhan Tanjung Perak
Penumpang: 1.129 orang
Korban: 84 tewas, 81 hilang
NASKAH: DARI BERBAGAI SUMBER
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo