Seperti penyanyi terkenal

TOETI Adhitama kelihatan agak kecewa karena orang hanya mengenalnya sebagai penyiar TVRI. "Padahal penyiar hanya sebagian kecil dari kegiatan saya," kata dosen Fakultas Sastra UI itu. Salah siapa kalau orang kurang mengenalnya sebagai penulis, meski kadang-kadang muncul di Femina. Pekerjaannya yang terakhir manajer PT Inscore Zecha yang menjual jasa di bidang komunikasi dan riset. Langganannya lumayan. Termasuk PT Inco yang membuka pertambangan Nikel di Soroako, Sulawesi. Minggu lalu bersama 6 wartawan ibukota ia berkunjung ke daerah pertambangan di tepi Danau Matano itu. Ketika singgah di Ujungpandang, ia diajak kepala studio TVRI setempat untuk meninjau. Ketika ada yang bertanya, ia mengatakan peralatan di studio Ujungpandang leblh baru dan lebih teraga dari yang di Jakarta. "News box ini jelas lebih baik. Lihat kursinya, bagus. Yang di Jakarta sadelnya sudah tiga bulan bolong tak diganti-ganti juga. Kameramen selalu menyuruh saya miring ke sana, miring ke mari, hanya untuk menutup-nutupi lubangnya itu," katanya kepada tuan rumah. Toeti memang benar-benar lagi ngetop -- di sambut orang bagai seorang penyanyi terkenal laiknya. Ketika naik mobil dan mampir di restoran orang pada berbisik memandanginya. Ketika hendak kembali ke Jakarta, di lapangan terbang Hasanuddin seorang sersan yang menyapanya "Selamat pagi ibu." Toeti tak menampik untuk membalas. Hebatnya, sersan kita malahan membuntuti penyiar tv itu sampai ke ruangan tunggu. Mendekat dan mengajaknya bercakap-cakap. "Untung dia hanya seorang sersan. Kalau kolonel misalnya tak bakalan saya layani," katanya seraya menghenyakkan tubuhnya di kursi. Ia capek kelihatannya.